Ada pemandangan berbeda di dalam BRT Trans Semarang. Pasalnya, jika hari biasa Karyawan mengenakan seragam tapi kali ini mengenakan baju muslim.
- Anak-anak di Desa Mandarin Batang Diajari Buat Bakpao Karakter
- Komunitas Pecinta Kencreng Purworejo Tolak Sound Horeg dalam Kirab Santri
- Pikada 2024: Ischak Maulana Rohman Resmi Daftar Bacabup Tegal Melalui PKB
Baca Juga
Hal tersebut lantaran para karyawan turut memperingati Hari Santri 22 Oktober 2019. Karyawan laki-laki mengenakan baju Koko, sarung dan peci.
"Hari ini bertepatan dengan Hari Santri, kami turut memperingatinya dengan karyawan mengenakan baju muslim bagi yang muslim," tutur Kepala Badan Layanan Umum Unit Pelaksana Teknis Dinas Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan.
Ditemui di Shelter Simpang Lima saat melakukan sidak, Ade mengakui senang melihat karyawan-karyawati BRT Trans Semarang cukup totalitas dalam melaksanakan tugas. Ade merasa berada seperti dalam suasana Lebaran Idul Fitri.
"Pengemudi Trans Semarang juga tidak ketinggalan berpartisipasi dengan memakai kain sarung disandarkan dipundak," imbuhnya.
Ade menyebutkan jika saat ini BRT Trans Semarang telah memiliki 7 koridor dan Bandara Malam, yakni Koridor 1 Mangkang-Penggaron, koridor 2 Ungaran-Padi Raya, Koridor 3 Pelabuhan-Elizabeth, Koridor 4 Cangkiran-Stasiun Tawang, Koridor 5 Meteseh-Marina, koridor 6 UNDIP-UNNES, dan koridor 7 Genuk-USM-Balaikota.
Ade mengutarakan menerima banyak usulan untuk tarif santri Rp.1000. Sesuai dengan Peraturan Wali Kota Semarang nomor 16A tahun 2017, Tarif Bus Rapid Transit Trans Semarang Umum Rp.3.500,- dan Pelajar/Mahasiswa/KIA Rp.1000.
"Kami sudah mengusulkan terkait tarif santri ini dan juga tarif khusus bagi lansia," pungkasnya.
- Dishub Pasang Rambu Larangan Truk Melintas di Jalan Madukoro Semarang
- Bupati Grobogan Lepas 907 Calon Jamaah Haji Tahun 2025
- Upaya Turunkan Stunting: TPPS Kabupaten Tegal Sinergi Dengan FKUB