Ilham Habibie sebut jika tidak ada kendala maka pesawat R80 yang dibuat Indonesia akan terbang di langit nusantara pada 2024 -2025 mendatang.
- Klaim BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Capai Rp667.550 Miliar dari 100.100 Kasus
- Ketua DPRD Jateng Ajak Kaum Milenial Jadikan Momen Politik Jadi Peluang Bisnis
- Manfaatkan Bahan Bakar Alternatif, Semen Gresik Implementasikan Industri Hijau
Baca Juga
"Saat ini prosesnya masih terus berjalan. Insya Allah pembuatan prototype bisa segera di mulai tahun ini," jelasnya saat mewakili sang ayah menerima anugerah UNS (Universitas Sebelas Maret) Award 'Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa', Senin (11/3).
Disampaikan juga oleh Ilham tidak banyak negara di dunia yang mampu memproduksi pesawat secara utuh. Dari sekitar 200 negara hanya sekitar 20 persen atau 20 negara saja yang sanggup membuatnya, dan itu termasuk Indonesia.
"Dari 200 negara yang ada di dunia hanya sekitar 10 persen atau 20 negara yang bisa memproduksi pesawat secara utuh dan Indonesia salah satunya," lanjut Ilham.
Untuk lokasi perakitan pesawat, ungkap Ilham masih dalam proses perundingan. Bisa di Bandara Kertajati atau alternatif lainnya di Batam. Untuk di Kertajati yang saat ini sudah menjadi Bandara, di sekitarnya ada yang namanya aerocity da ada kawasan Industri.
"Kami berharap untuk perakitan final assembly bisa dilakukan di Kertajati," tuturnya.
Meski prototype-nya belum dibuat namun sudah banyak perusahaan yang memesan total ada sekitar 150 pesawat. Dan semua pemesan adalah perusahaan asal Indonesia. Karena saat ini prioritas penjualan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Pasar terbesar memang ada di Indonesia. Memang untuk sementara akan fokus di dalam negeri dulu," tegasnya.
Setelahnya baru akan diju ke pasaran luar negeri. Sebab banyak juga negara lain yang memiliki karakteristik seperti wilayah Indonesia. Dan mereka memerlukan pesawat untuk jarak pendek dan bisa mendarat di landasan yang tidak terlalu panjang.
"Misalkan di Filipina, Vietnam, Thailand, itu baru Asia Tenggara. Belum lainnya di Afrika, Amerika Latin bahkan di Austrli juga memerlukan pesawat seperti itu," pungkasnya.
- Beras Program SPHP Ludes Diserbu Warga Karanganyar
- Bapera Batang Bukukan Laba Rp1,12 miliar Jelang Akhir 2021
- Presiden Joko Widodo Resmikan Tol Semarang - Demak Ruas Sayung Demak