Pilih Jadi Pengusaha, Mundur sebagai Abdi Negara

Nurkholes, Penerima HPN Jateng Award 2023
Nurkholes (Kanan) saat menerima award/dok
Nurkholes (Kanan) saat menerima award/dok

Sebanyak 11 orang tokoh asal Jawa Tengah menerima penghargaan Hari Pers Nasional (HPN) Jateng Award 2023 pada malam Penganugerahan.


Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, di Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Jl Pahlawan No 9 Semarang, Jumat (10/3/2023) malam.

Para tokoh penerima penghargaan berasal dari beragam profesi, mulai dari pejabat pemerintah, politisi, hingga pebisnis/pengusaha. 

Oleh panitia pelaksana HPN Jateng Award 2023, para tokoh itu dinilai telah memberikan kontribusi dan dedikasi melalui profesi masing-masing, sehingga mengharumkan nama Jateng, baik di pentas lokal, nasional, regional dan internasional.

Salah satu penerima penghargaan tersebut adalah Nurkholes, SH, MSi, seorang pengusaha asal Kabupaten Pemalang yang sebelumnya sempat mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Namun dunia entrepreneur telah mengubah niat pengabdiannya dari seorang abdi negara menjadi pengusaha.

Dengan tekadnya yang bulat, pria warga Comal, Kabupaten Pemalang itu memutuskan untuk pensiun dini, keluar dari zona nyaman sebagai ASN agar bisa lebih fokus berwirausaha. 

Dia punya prinsip bahwa setiap orang berhak untuk mengabdikan diri bagi orang yang membutuhkan. 

Pulang Kampung

Berbekal ilmu entrepreneur yang didapat orang tua dan keluarga serta kemampuan  membaca peluang, menjadi modal Nurkholes untuk mantap menggeluti berbagai bisnis. 

Mulai dari usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), properti, hingga pertambangan. 

Nurkholes masih teringat awal mula melangkahkan kaki di dunia usaha. Pada saat itu, ia masih bekerja sebagai ASN di Kabupaten Grobogan. 

Orang tua memintanya pulang ke kampung halaman untuk mengabdi dan membangun di Pemalang. 

Pada 2011, dia mengajukan pindah tugas ke Pemalang seraya membantu mengembangkan bisnis SPBU keluarga. 

Keputusannya itu tidak sia-sia, anak keempat dari lima bersaudara itu sukses mengembangkan bisnis SPBU dan kegiatan sosial bagi masyarakat. 

Tak berhenti di situ, Nurkholes menangkap adanya peluang usaha lain yakni memanfaatkan aset sawah miliknya. 

Ia mengubahnya menjadi perumahan subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dijual dengan harga terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. 

Dari situ, dia mulai mengembangkan bisnis propertinya. Keputusan merubah aset sawah menjadi perumahan, menurutnya karena akan memiliki nilai kemanfaatan yang lebih, menyediakan rumah layak dengan harga terjangkau bagi warga miskin. 

Manfaat lainnya meningkatkan ekonomi masyarakat, sarana pengembangan kawasan sekitar dan membuka lapangan pekerjaan. 

“Bisnis di properti rumah subsidi karena saya ingin membuat bisnis yang padat kerja, membuka banyak lapangan kerja, memudahkan masyarakat memiliki rumah,” ujar pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pengusaha NU Kabupaten Pemalang. 

Untuk menjalankan usahanya itu, Nurkholes dibantu anak-anaknya. Meski harus berbagi waktu sebagai entrepreneur, namun tidak membuat pekerjaan utamanya sebagai ASN kala itu menjadi terbengkalai. 

Bahkan, kecintaan terhadap dunia wirausaha diakuinya sedikit banyak diterapkan selama menjadi ASN. 

Terbukti dengan di tahun 2017 ia mendapatkan penghargaan Karya Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia. 

“Nilai positif dari sisi usaha yang saya lakukan juga selalu saya sampaikan kepada pegawai yang ada di bawah saya. Sehingga mereka bekerja menjadi lebih maksimal,” kata mantan Kabag Kesra Kabupaten Pemalang itu. 

Usaha Terus Berkembang

Usaha Pak Nur, sapaan akrabnya, ternyata terus berkembang bahkan merambah ke bisnis lain, seperti pertambangan yang banyak menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar.

Kini ia mengaku mulai melirik dunia politik. Alasannya merambah ke bidang tersebut karena merasa peduli dan prihatin melihat daerah kelahirannya Kabupaten Pemalang masuk kategori wilayah daerah miskin di Jawa Tengah. 

Dengan masuk dunia politik, Pak Nur yakin niat berbuat baik kepada masyarakat dapat lebih leluasa disalurkan. 

Berbekal pengalaman birokrasi selama 30 tahun mengabdi di dua tempat Pemerintah Kabupaten --Grobogan dan Pemalang, Pak Nur yakin dari jalur politik bisa membuat kebijakan yang lebih berpihak kepada warga miskin bersama pemerintah. 

Pada 2022, Pak Nur memutuskan ambil langkah berani untuk pensiun dini dari abdi negara atau ASN. 

Selain ingin fokus menjadi entrepreneur, aturan yang melarang ASN untuk berpolitik mendorongnya untuk menanggalkan seragam dinas. 

Pak Nur bersyukur keputusan beraninya ini mendapat dukungan dari istri dan anak-anaknya agar bisa lebih banyak dan bermanfaat bagi orang lain.