Ponpes Roudlotul Muhtadin Batang Produksi Peci Hitam Yang Dipakai Jokowi

Berawal pelatihan dari Kementrian Agama, sebuah pondok pesantren di kecamatan Limpung, Kabupaten Batang jadi produsen peci yang dijual hingga luar provinsi.


Pengasuh pondok pesantren Roudlotul Muhtadin, Khabib Ghozi bercerita usahanya itu baru berdiri tiga tahun lalu, pada 2017.

"Awalnya dari adanya program lifeskill yang digelar kanwil kemenag Jateng. Kami memilih program menjahit yang berkonsentrasi pada peci," tuturnya saat ditemui di pondoknya, Selasa (28/7).

Program itu berlangsung selama sehari di kota Semarang lalu berlanjut selama seminggu di sebuah ponpes pembuat peci di Kebumen.

Kala itu, Gus Ghozi, sapaan akrabnya, mengirimkan dua santrinya untuk belajar.

"Kalau program pelatihan biasanya berhenti kan? Nah, kami melihat ada prospek, lalu di luar pelatihan, Kami kirim lagi santri tersebut ke kebumen untuk magang," jelasnya.

Ia meminta pada pengasuh pondok di Kebumen untuk mengajari santrinya membuat peci yang layak jual. Lalu, selesai magang, ia pun mulai mengembangkan usaha pecinya tersebut di Batang.

"Awalnya kami tidak punya modal, justri dipinjami dari ponpes Kebumen. Alhamdulillah, dalam tempo setahun kami sudah kembalikan," ujarnya.

Awalnya, dengan tiga santri, per hari hanya bisa menghasilkan 30 buah peci.

Kini, satu santri bisa membuat 20 atau satu kodi peci. Tiap hari, pondoknya bisa membuat lima kodi.

Produknya pun bermacam-macam, mulai dari peci hitam polos hingga berlogo. Harga juga bervariasi tergantung kualitas bahan.

"Kami sudah jual ke Cirebon, Temanggung, Tegal hingga Semarang. Ada dari Lampung juga mau pesan," tuturnya.

Ia berharap ada perhatian dari pemerintah yang bisa mempromosikan peci sebagai produm khas daerah.

Sebab, sepengetahuannya, di wilayah Pantura, kecuali Tegal, baru pondoknya yang memprodukai peci hitam.

"Oh iya, salah satu peci buatan kami juga sudah dimiliki presiden Joko Widodo," tuturnya.