Dunia keuangan digital riuh dengan sosok NFT Ghozali Everyday. Aktivitas selfie (swafoto) sslama lima tahun terakhir berhasil memikat pembeli dari seluruh dunia.
- Disperindag Beri Penjelasan Terkait Naiknya Harga Cabai di Jateng
- Rekam Jejak Glodok Plaza, Pusat Penjualan Elektronik Jakarta
- Roadshow Pemulihan Ekonomi, Dari Produk Unggulan, Dana Stimulan, Dandan Warung Hingga Layanan Kartu Prakerja
Baca Juga
Sosok mungil dan pemalu ini tidak mengira NFT (non-fungible Token) wajahnya akan laku keras. “Lucu kali kalau ada punya muka saya,” ungkap pemilik nama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali, di Semarang, Kamis (13/1).
Mahasiswa semester 7 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Animasi D-4 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang baru terjual selama empat hari melalui platform Opensea.io.
Ghozali mengaku baru mengenal NFT dari referensi di internet dan dari kampusnya. Bahkan putra dari Heru Kamdani mengaku baru dua bulan mendalami NFT. Tepatnya sejak Desember 2021.
Ghozali tidak menyangka saat wajahnya di depan layar kompuer, dijepret dan dibuat iseng belaka malah laku dengan harga tinggi bahkan viral.
Dia tak menyangka akan menjadi miliarder dadakan. Pasalnya foto yang dipajang di NFT kebanyakan adalah gambar 3D atau 2D yang menarik.
"Nggak nyangka juga ada yang beli, karena memang sengaja biar nggak ada di beli saya jual 3 dollar. Eh malah ada yang beli, saya baru berani promosi empat hari terakhir," kata Ghozali.
Hingga saat ini sudah ada 932 foto selfie yang dimilikinya. Ghozal mengambil foto selfie setiap hari karena ingin melihat perubahan dirinya melalui video timelapse selama lima tahun. Tepatnya sejak Ghozali lulus dari SMK 5 Semarang pada tahun 2017.
"Awal-awal itu dipromosiin oleh komunitas NFT Indonesia. Ternyata orang luar negeri jadi ikutan beli. Lebih kagetnya Chef Arnold (Purnomo) juga beli. Belinya bahkan sampe 25 gitu, foto wajah saya.” paparnya.
Melalui akun Ghozali Everyday, Ghozal menjual fotonya di NFT dengan harga fantastis. Koleksi foto termurahnya dijual seharga 0,28 ETH atau sekitar Rp13.5 juta. Jika total koleksinya 932 foto maka Ghozal bisa meraup untung senilai hampir Rp12,6 miliar.
“Itu nilai dari keseluruhan yang beli itu ada yang bilang sampai Rp 12 M. Tapi misal ada yang beli Rp 20 juta saya dapet 10 persen begitu terus. Pendapatan total sekitar Rp1,5 M," bebernya.
Kedua orangtua Ghozali bahkan belum mengetahui anaknya menjadi miliarder di usia muda karena menjual foto selfie. Meski demikian, Ghozali memiliki keinginan untuk menginvestasikan milyaran rupiah dan membuat studio animasi sendiri.
"Nanti akan diinvestasikan. Saya pengen kerja di studio animasi, setelah punya pengalaman lalu bikin studio sendiri," tandasnya.
Ghozali mengaku akan terus ber-selfie hingga wisuda. Konsistensi ini untuk melihat perubahan dalam dirinya.
Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus, Guruh Fajar Shidik menilai Ghozali adalah pemuda yang kreatif dan memiliki prestasi. Hal ini terlihat dari beasiswa pendidikan yang diraih Ghozal sejak semester 3 lalu.
"Kami tentu tidak menyangka, kalau dari akademik fokus kami mendidik. Terkait NFT ini kan dosen kami familiar, nah dengan karya yang dibuat bisa dihargai. Ya memang rejekinya, karena dia kreatif," kata Guruh.
- Harga Ikan Membaik, Nelayan Rembang Mulai Semangat Melaut
- Pemkot Apresiasi Kontribusi Undip Majukan UMKM Kota Semarang
- BPJS Ketenagakerjaan Dukung Pekerja Migran Indonesia Terlindungi