PPKM Dicabut, Kemenkes Minta Dinkes Lakukan Pemeriksaan Antibodi

Usai dicabutnya Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta semua Dinas Kesehatan di kota/kabupaten di seluruh Indonesia melakukan


Kepala Dinas Kesehatan Dinas Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan, pemeriksaan antibodi ini memang diminta Kemenkes untuk mengetahui wilayah mana saja yang sudah memiliki antibodi tinggi. Antibodi tinggi ini akan didapatkan setelah vaksinasi Covid-19 sudah dijalani secara lengkap.

“PPKM memang sudah di cabut tapi pandemi kn belum, maka Kemenkes akan melihat antibodi masing-masing wilayah. Jika antibodi tinggi artinya sasaran vaksinasi di wilayah tersebut juga tinggi, jika ada mutasi virus maka akan mudah mengatasinya,” kata Hakam, Jumat (13/1).

Hakam menyampaikan vaksinasi booster pertama di Kota Semarang sudha mencapai angka 68 persen. Sementara vaksinasi booster kedua yang masih diprioritaskan untuk lansia baru mencapai 37 persen. Memang selain tetap menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker di dalam ruangan serta banyak kerumunan, Hakam juga meminta warga Kota Semarang untuk melakukan vaksinasi.

“Vaksin ini bisa mengurangi resiko gejala jika terpapar dan barrier utamanya tetap penggunaan masker. Paling tidak dengan memakai masker jumlah virus yang masuk tidak banyak. Tapi jika diluar dan sendirian atau tidak banyak orang boleh melepas masker,” paparnya.

Hakam menyebutkan sentra vaksinasi di Kota Semarang masih tersebar di 16 Puskesmas dan Public Safety Center (PSC) yang lokasinya berada disebelah Rumah Dinas Walikota yang ada di kawasan Manyaran. Hingga saat ini jumlah ketersediaan vaksin di Kota Semarang masih sekitar 5.000 dosis dengan jenis pfizer.

“Rumdin (rumah dinas) memang sudah kita tutup tapi kita geser ke PSC dari jam 14.00-21.00, kalau paginya bisa ke Puskesmas Manyaran sampai jam 14.00,” jelasnya.

Ia mengatakan koka tubuh sudah mendapatkan vaksin, maka ketika ada virus baru terdeteksi maka tubuh akan bisa segera merespon dan bisa mengurangi resiko yang lebih berat.

“Kita lihat negara yang dulu menyetok vaksin terbanyak seperti China, Korea itu kasusnya masih tinggi karena ternyata disana masih banyak yang belum vaksin. Jadi memang vaksin ini bisa menjadi pendeteksi virus yang masuk ke tubuh,” pungkasnya.