Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti menilai, kebijakan modernisasi penerapan kartu tani dan penerapan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK) ditujukan untuk meningkatkan kemajuan pertanian di Indonesia.
- Dukung Piala Dunia U-17, Hyundai Ajak Pemenang Test Drive Nonton Final
- Hari Pelanggan Nasional, BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Komitmen Prioritas Layanan
- Airlangga Janji Melanjutkan Program Kartu Prakerja
Baca Juga
Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti menilai, kebijakan modernisasi penerapan kartu tani dan penerapan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK) ditujukan untuk meningkatkan kemajuan pertanian di Indonesia.
Penerapan kartu tani dan database eRDKK, menurutnya bertujuan agar kebijakan alokasi anggaran kebutuhan pertanian terutama subsidi pupuk tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan para petani.
"Jadi subsidi pupuk yang dialokasikan akan sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat dibagi secara adil untuk para petani," kata Sucihatiningsih, Rabu (3/1).
Namun demikian, menurut Sucihatiningsih, yang menjadi permasalahan di lapangan adalah sebagian petani belum terdaftar di kelompok tani terutama bagi petani-petani kecil dan petani penggarap.
"Akibatnya mereka kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan kebutuhan. Ada juga petani yang sudah memiliki kartu tani namun belum menginput kebutuhan pupuk di eRDKK," jelasnya.
Persoalan lainnya adalah data base yang diinput tidak sesuai dengan kondisi real dilpangan. "Permasalahan tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan semua petani tanpa terkecuali dapat tergabung di kelompok tani dan input data di e-RDKK sesuai dengan kondisi real di lapangan. Sehingga kebutuhan para petani dapat tercukupi," paparnya.
Meski demikian, dia berharap, para petani bisa merasakan bantuan pupuk tersebut, pupuk bersubsidi jelas sangat penting bagi petani, karena pupuk merupakan salah satu input dalam proses produksi pertanian yang memiliki peranan penting.
"Peran tersebut ditunjukan dengan tingkat kesuburan dan produktivitas tanaman yang akan lebih baik jika kebutuhan pupuknya tercukupi. Jika tidak ada pupuk bersubsidi, petani akan kerepotan untuk memperoleh pupuk dengan harga terjangkau dan pasti harganya tidak menentu," katanya.
Oleh karena itu, kebutuhan pupuk sangatlah penting. Jika kebutuhan pupuk tidak tercukupi pasti berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil panen.
"Petani di Indonesia mayoritas adalah petani kecil atau petani gurem yang hanya memiliki lahan sempit kurang dari 1 hektar. Selain itu ada juga petani penggarap yang tidak memiliki lahan sendiri. Mereka tentu membutuhkan efisiensi biaya produksi agar keuntungan yang mereka peroleh maksimal," tandasnya. [sth]
- Pemkab Batang Segera Operasi Pasar 6.000 Liter Minyak Goreng
- Devisa Bocor, Darmin: Itu Istilah Teknis Ekonomi
- Inovasi ''Pedangsari'' Mudahkan Layanan untuk Peserta JKN-KIS