Proyek Reaktifasi Kereta Api Semarang Pati Terkesan ‘Pepesan Kosong’

 Keberadaan stasiun kereta api yang berlokasi di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus, kondisinya mangkrak dan tidak terurus . (istimewa)
Keberadaan stasiun kereta api yang berlokasi di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus, kondisinya mangkrak dan tidak terurus . (istimewa)

Reaktifasi jalur kereta api di wilayah Pantura yang menghubungkan Semarang hingga Kabupaten Tuban Jawa Timur, bakal menggunakan jalur baru sekitar 80 persen. Sebab jalur yang ada sekarang sudah banyak berubah fungsinya digunakan untuk tempat tinggal maupun kegiatan perekonomian lainnya.


Namun rencana proyek pengoperasian kembali jalur penghubung transportasi kereta api yang melintasi Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang hingga Tuban hingga kini belum ada titik terang. Padahal reaktivasi ini sudah masuk dalam proyek strategis na­sional (PSN).

Penjabat Bupati (PJ) Pati, Henggar Budi Anggoro mengakui, memang seharusnya proyek itu mulai dikerjakan tahun 2028 nanti. Namun hingga saat ini, Pemkab Pati belum mendapat kejelasan lagi.

"Belum ada komunikasi lagi. Seharusnya proyek reaktivasi jalur kereta api yang menghubungkan Semarang, Demak, Kudus, Pati hingga wilayah Jawa Timur ini dikerjakan tahun 2028," ujar Henggar Budi Anggoro belum lama ini.

Namun karena ada Panddemi Covid-19, kata Henggar, sempat mengalami kemunduran semua. Pihaknya menilai keberadaan transportasi kereta api menjadi penting bagi masyarakat Kabupaten Pati dan sekitarnya.

“Ini (reaktivasi jalur kereta api) masuk program nasional dan mulai dikerjakan tahun 2028. Kalau update terakhirnya seperti apa, kami belum ada komunikasi lagi ini," terang Henggar.

Menurut Henggar, reaktivasi jalur kereta api itu direncanakan menggunakan jalur baru sekitar 80 persen. Pertimbangannya, kondisi jalur yang ada sekarang sudah banyak dipakai, baik untuk tempat tinggal dan kegiatan perekonomian.

"Jalurnya menyambung dari Semarang, Demak, Kudus, Pati hingga wilayah Jawa Timur. Tentu ini bagus dan penting bagi masyarakat Kabupaten Pati," imbuh Henggar yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng.

Penjabat Bupati (PJ) Pati, Henggar Budi Anggoro

Dari informasi yang diterima RMOLjateng, keberadaan moda transportasi kereta api ditunggu-tunggu masyarakat di wilayah Pantura Timur Jawa Tengah. Yakni warga Jepara, Kudus, Pati dan Rembang yang saat ini tidak memiliki jalur kereta api.

Selama ini, transportasi di sejumlah wilayah tersebut mengandalkan jalan raya dengan moda transportasi umum berupa bus maupun mobil pribadi. Tentu saja dengan pilihan transportasi yang terbatas, menjadikan wilayah itu kurang memiliki daya saing.

Di lain pihak, masyarakat Kudus juga menantikan pengaktifan kembali moda transportasi kereta api. Sebab Kudus sendiri telah memiliki Stasiun Kudus atau yang terkenal dengan sebutan Stasiun Wergu.

Namun keberadaan stasiun kereta api yang berlokasi di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus, kondisinya mangkrak dan tidak terurus . Stasiun ini  termasuk dalam Wilayah Aset IV Semarang.

Asal usul satu-satunya stasiun di Kota Kretek ini konon dibangun selama dua periode. Periode pertama adalah pembangunan dua jalur kereta api, yaitu Jurnatan–Juwana dan Kudus–Mayong yang dibangun oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij.

Jalur Demak–Kudus selesai pada tanggal 15 Maret 1884, dan dilanjut menuju Juwana pada tanggal 19 April 1884. Selanjutnya, dibangun jalur cabang menuju Mayong pada tanggal 6 September 1887.

Seiring berkembangnya Kota Kudus, tata letak jalur yang semula melewati tengah kota dan alun-alun dipindah, karena mengganggu perjalanan dengan mobil pribadi, kereta kuda, dan angkutan umum yang saat itu sudah mulai bertumbuh pesat.

Karena itulah, dibangun stasiun baru di Wergu Wetan yang sekarang ini masih ada. Stasiun Wergu dibuka pada tahun 1919.  Jalur dan stasiun ini terus beroperasi hingga tahun 1986. Jalurnya ditutup karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.

Stasiun ini dulu mempunyai depo lokomotif. Saat ini depo lokomotif Kudus beralih fungsi menjadi kios, sementara emplasemennya berubah menjadi karoseri bak truk.

Selain depo, stasiun ini juga mempunyai sebuah gudang yang dahulu digunakan untuk menyimpan hasil bumi, sekarang gudang digunakan untuk lapangan futsal. Di sebelah utara Stasiun Kudus masih berdiri tegak tiang sinyal mekanik tipe Alkmaar.

Bangunan stasiun ini pernah dijadikan sebagai pasar sejak 1993. Untuk menandai bekas stasiun, pasar ini dikenal sebagai Pasar Stasiun Wergu. Sejak tahun 2017, semua pedagang yang berjualan di stasiun ini telah dipindahkan ke Pasar Baru. Stasiun ini akhirnya sepi dan ditutup seng.