Puluhan modin di Salatiga diminta membantu Pemkot Salatiga dalam penanganan pemulasaran jenazah Covid-19.
- 11 Ribu Warga Muhammadiyah Ikuti Jalan Sehat Syiar Muktamar Solo
- Selesai Jalani Isoter di Sekolah, 66 Siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga Dipulangkan
- H-3 Penumpang di Stasiun Daop 4 Semarang Alami Peningkatan Tajam
Baca Juga
Mulai dari memandikan, memasukan ke dalam peti jenazah hingga tahapan akan diberangkatkan serta dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Namun, saat mengetahui harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sangat rapat sekali sebagian modin dengan usia diatas 50 tahun mengaku 'pusing' melihatnya.
Hal ini terlontar saat dilakukannya pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19, di Pendopo Pemkot Salatiga, Selasa (29/5).
Seperti disampaikan salah satu peserta pelatihan, dengan saksama melihat tahapan pengunaan APD bagian dari syarat seorang modin menangani jenasah Covid-19.
"Saya sudah tua, apa sanggup menggunakan serapat itu. Udara seperti terasa sesak. Menggunakan masker biasa saja kita kadang pusing apalagi ini serapat itu," ucap seorang peserta, enggan menyebutkan nama.
Meski demikian, para peserta lain mengaku akan siap jika memang tugas tak biasa ini mereka jalani semata-mata demi kemaslahatan umat.
Sementara, Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti menuturkan langkah Pemkot Salatiga melibatkan modin dalam pemulasaran jenazah Covid-19 mempermudah dan meringankan tenaga pemulasaraan Kamar Jenazah RSUD Salatiga.
"Selama ini tenaga pemulasaran jenazah Covid-19 khususnya di RSUD Salatiga sudah cukup kelelahan karena semakin tinggi angka kasus kematian. Untuk itu, dengan pelatihan ini modin di tiap kelurahan mampu menangani secara langsung sehingga tidak perlu lagi dibawah ke RS," papar Wuri Pujiastuti.
Para modin ini pun mendapat bekal pelatihan dengan narasumber mumpuni, baik dari
Kamar Jenazah RSUD Salatiga serta serta Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Salatiga.
Dengan pelatihan ini, lanjut Wuri, jenazah akibat Covid-19 tidak lagi terkatung-katung ditengah masyarakat. Apalagi yang telah dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia di rumah dapat langsung tertangani.
"Jenazah yang meninggal karena Covid-19 di rumah tidak perlu lagi dibawa ke RSUD Salatiga. Dengan bantuan masyarakat yang telah memahami pemulasaran jenazah bisa langsung dimakamkan," tandasnya.
Meski RSUD Salatiga sebagai rujukan penanganan jenazah Covid-19 masih mampu menangani, tak dipungkiri kekhawatiran adanya lonjakan tinggi menjadi boomerang karena harus menunggu antrian di Kamar Jenazah RSUD Salatiga.
"Sejauh ini setelah adanya kejadian meninggal enam orang dalam sehari kemarin, menjadikan kita perlu mengantisipasinya. RSUD sudah cukup kelelahan saat ini," paparnya.
- Pemkot Semarang Akan Siapkan Jalur Penyelamat di Sigar Bencah
- Tinjau Rest Area KM 456, Kapolri Instruksikan Jajaran Maksimal Beri Pelayanan Arus Balik
- Bawaslu Batang Rekrut Ratusan Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) untuk Pilkada 2024, Ada Perpanjangan?