Puluhan Pengrajin Logam Di Semarang Terancam Gulung Tikar

Puluhan pengrajin logam di jalan Barito Semarang Timur, terancam gulung tikar. Pasalnya, tempat yang sedianya akan dijadikan relokasi tidak layak dan keamanan tidak terjamin.


"Kami dipindah secara paksa, tapi tempat relokasi sangat tidak layak untuk menjadi tempat bagi pengrajin logam," ujar Kusno, salah seorang pengrajin.

Sedikitnya, ada 96 pengrajin logam di wilayah Kecamatan Semarang Timur, terancam gulung tikar lantaran relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Jalan Arteri Soekarno Hatta, sangat tidak layak untuk menjadi tempat pengrajin logam.

Selain bangunan hanya terbuat dari baja ringan dan triplek, akses jalan juga belum dipaving (masih tanah).

Kondisi ini diperparah dengan tidak sesuasinya bangunan saat ini dengan kesepakatan awal.

"Awalnya, Dinas Perdagangan Kota Semarang menyanggupi terkait ukuran bangunan di tempat relokasi sama dengan ukuran bangunan di Jalan Barito. Namun kenyataannya, ukuran bangunan semua sama yakni 4 x 5 meter," tambah Kusno.

Sementara itu, ketua paguyuban bina warga bugangan, Soelaeman, mengatakan, dari 72 pengrajin di Jalan Barito, 36 sudah pindah ke tempat relokasi di Penggaron.

Namun, dari beberapa pengaduan, di lokasi tersebut, para pengrajin justru mengalami kerugian lantaran tidak ada pembeli.

"Banyak yang stres dan sakit sakitan karena mereka justru merugi puluhan juta dan terpaksa berhutang. Lha sekarang justru di relokasi Jalan Arteri Soekarno Hatta, malah tempatnya sangat tidak layak untuk usaha kami," kata Sulaeman.

Ribuan pengrajin logam di Kecamatan Semarang Timur direlokasi di sejumlah tempat di Kota Semarang lantaran terdampak proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur.

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perdagangan mendesak agar 96 pengrajin logam segera pindah sebelum tanggal 28 Agustus mendatang.