PT Pupuk Indonesia menargetkan seribu kios pupuk komersial yang akan mulai dikembangkan pada 2023.
- KSPN Jateng Minta Gubernur Tinjau Kembali Peraturan Tentang Penetapan Upah
- 5 produk UMKM Terbaik Binaan Semen Gresik Terpilih Ikuti Tong Tong Fair 2022 di Belanda
- Kadin Kota Semarang Dorong Pengusaha Pabrik Ramah Lingkungan
Baca Juga
"Penambahan kios pupuk komersil di daerah akan memperluas jangkauan pasar, mendekatkan diri kepada petani, sekaligus sebagai sarana edukasi dan informasi tentang manfaat pupuk,” ungkap Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman dalam siaran rilisnya, Selasa (8/11).
Salah satu kios pupuk komersil siap beroperasi, lanjut dia, berada di Desa Canggu, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kios pupuk non subsidi atau komersil ini bisa dimanfaatkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pupuk.
“Prinsipnya Pupuk Indonesia ini dulu selalu menumpang di kios-kios orang lain untuk jualan pupuk komersial, kami sekarang nggak ingin begitu, karena kita ingin kuasai jalur distribusi dari pabrik sampai kios. Jadi petani bisa akses kios yang barang atau produknya dari Pupuk Indonesia,” kata dia.
Bakir menjelaskan, pengembangan 1.000 kios pupuk komersil juga sebagai jawaban atas masih banyaknya petani yang merasa kesulitan menjangkau atau membeli pupuk komersil milik Pupuk Indonesia.
Oleh sebab itu, kata Bakir, Pupuk Indonesia merasa perlu untuk memperluas jaringan kios atau outlet yang khusus menjual pupuk komersil atau non subsidi. Apalagi saat ini anggaran pupuk bersubsidi terbatas, berdasarkan Kepmentan Nomor 5 Tahun 2022 pemerintah menetapkan kuota pupuk bersubsidi sekitar 8,04 juta ton.
“Pengoperasian kios pupuk non subsidi ini mendapat dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir selaku pemegang saham dan para stakeholder,” terang dia.
Dia menilai, program komersil memudahkan petani karena banyak keluhan petani dan disadari anggaran subsidi terbatas sehingga kita harus penuhi kekurangan pupuk subsidi di masyarakat dengan komersil atau non subsidi.
Semantara itu Pengamat pertanian dari Universitas Negeri Semarang - Prof. Dr. Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, M. Si mengatakan, ketersediaan pupuk sangat berperan penting dalam pertanian.
Apalagi provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi lumbung pangan nasional.
"Tapi terkendala oleh ketersediaan pupuk terutama pupuk bersubsisi seperti yang kita ketahui bahwa akibat adanya konflik di Rusia membuat pemerintah mengurangi pupuk bersubsidi karena bahan baku pupuk berupa kalium diimpor dari Rusia,” kata dia.
- BI Dorong UMKM di Borobudur Aplikasikan QRIS
- Perda Penyertaan Modal Dana Hibah Upland Pada Bank Bapas 69 Disetujui DPRD
- Kesulitan Cari Ribuan Tenaga Kerja di Kudus, PT Djarum Ekspansi ke Luar Daerah