Purbalingga Siap Berlakukan PSBB

Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada seluruh masyarakat.


Pemerintah Kota Semarang akan memasang sheet pile di kawasan pesisif kampung nelayan.

Hal ini bertujuan agar warga pesisir tak was-was lagi saat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi kembali menghantam.

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan saat tinjauan Walikota Semarang Hendrar Prihadi minggu lalu, memang pemasangan sheet pile menjadi salah satu jalan penyelesaian untuk mengantisipasi musibah serupa.

Sheet pile merupakan dinding vertikal tipis yang berfungsi untuk membendung tanah dan masuknya air kedalam lubang galian.

Sementara ini, pasca musibah gelombang tinggi yang menghancurkan 13 rumah di Tambak Mulyo, penangkal gelombang sementara hanya terbuat tumpukan karung berisi pasir yang disusun untuk menggantikan fungsi penangkal gelombang.

"Memang pada saat kunjungan Pak Wali di tambaklorok penyelesaiannya pakai sheet pile tidakbisa yang lainnya, karena kalau hanya ditumpuk karung-karung ya bocor lagi kan karung ini ada porinya ada, sehingga diharapkan tahun depanbisa dibangun sheet pile oleh kementerianPUPR,†jelas Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat ditemui pewarta, Selasa (15/12).

Mbak Ita juga membeberkan terkait anggaran memang belum dipastikan besarannya, namun Pemkot akan terus mendorong perbaikan ini kepada Kementerian PUPR.

Penyelesaian sheet pile ini sebaiknya tidak terlalu lama karena memang bersifat mendesak, mengingat cuaca ekstrem masih bisa terjadi hingga awal tahun depan.

"Kita juga harus lihat ini kan wilayahnya agak jauh ya dari tanggul laut, dan untuk tanggul laut ini kan masih jangka panjang, sedangkan sheet pile ini harus segera terealisasikarena warga kan tidak bisa menunggu, padahal sebenernya tinggal sedikit lagi sisanya yang belum terbangun. Kalau soal anggaran belum tahu pasti tapi kemungkinan sekitar Rp40 miliar,†ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 01 Tambah Mulyo Sutrimo mengatakan, sudah seminggu ini dirinya bersama warga bergotong royong untuk mengantisipasi munculnya gelombang pasang dengan mengungsikan warga yang terdampak terutama orang tua, perempuan dan anak-anak ke beberapa tetangga yang memiliki bangunan rumah lebih tinggi.

"Jadi semua warga saat ini setiap hari melakukan antisipasi jadi jam 02.00 hari untuk laki-laki semua ronda, yang ibu-ibunya tetap bisa istirahat, sementara untuk ibu-ibu dan anak-anak kita ungsikan ke tetanggakita yang rumahnya tinggi. Kami harappenanggulangandipercepat supaya warga tidak was-wasdan bisa tidur nyenyak dan tenang,†jelas Sutrimo.

Meski kondisi warganya sudah cukup stabil dan tenang, namun Sutrimo berharap pemkot bisa segera membantu menyelesaikan permasalahan pembangunan rumah warga dan penangkal gelombang yang baru.

"Kondisi warga saat ini cukup stabil setelah penahan gelombang jebol minggu lalu, namun warga masih khawatir karena kan ini baru mulai lagi cuaca ekstremnya, nanti januari kita juga harus antisipasi gelombang susulan lagi atau angin kencang dan hujan deras. Kami harap pemerintah secepatnya bisa menanggulanginya supaya jangan sampai berlarut-larut dan berdampak ke rumah warga lagi,†pungkasnya.