Quick Count Asal-Asalan Berisiko Pada Kredibilitas Lembaga Survei

Kredibilitas dan jejak akademis lembaga survei dipertaruhkan saat mempublikasi hasil hitung cepat atau quick count Pilkada Serentak 2018.


Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Toto Izul Fatah menjelaskan, lembaga survei telalu berisiko jika kerja ilmiah seperti hitung cepat dibuat secara asal-asalan, apalagi jika didasarkan pada pesanan.

Sebab, bukan saja masa depan hidup mati lembaga yang harus dipertarungkan, tapi juga tanggung jawab akademisnya kepada publik," ujar Toto dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Sabtu (30/6) dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL

Sementara sebagai pertanggungjawaban profesionalitas kepada publik, LSI mengumumkan hasil quick count kemenangan para calon gubernur dan wakil gubernur di 10 propinsi se-Indonesia. Ke-10 propinsi yang dimaksud, adalah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selasan, Nusa Tengara Barat (NTB), Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.

Pengumuman ini dilakukan bukan dalam rangka gagah gagahan, tapi sekali lagi, lebih dalam rangka pertanggungjawab akademis, moral sekaligus professional, bahwa yang kita lakukan melalui quick count ini tidak asal-asalan. Tidak karena pesanan dan lain-lain," ungkapnya.

Hasil hitung cepat LSI di 10 provinsi itu adalah sebagai berikut; di Jawa Barat, Ridwan Kamil-Uu Ruhanul Ulum menang dengan 32,98 persen; Jawa Tengah, Ganjar Pranowo-Taj Yasin dengan 58,26 persen; Jawa Timur, Khofifah-Emil Elestianto Dardak dengan 54,29 persen; Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman dengan 42,92 persen; NTB, Zulkieflimansyah-Siti Rohmi Djaillah dengan 30,84 persen.

Berikutnya, Maluku, Murad Ismail-Barnabas Orno dengan 40,00 persen; Kalbar, Sutarmadji-Ria Norsan dengan 56,9 persen; Kaltim, Isran Noor- Hadi Mulyadi dengan 31,30 persen; Sumsel, Herman Deru-Mawardi Yahya dengan 35,28 persen; Sumatera Utara, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dengan 57,12 persen.