Relawan dari Thailand Siap Bantu Ukraina

Jarak ribuan kilometer tidak menghalangi niat sekelompok warga Thailand untuk menjadi sukarelawan dan membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan Rusia.


Gerakan tersebut muncul setelah kedutaan Ukraina untuk Thailand mengimbau warga asing untuk membantu negara itu melawan agresi Rusia lewat sebuah postingan di akun Facebook pada 27 Februari.

"Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada semua warga dunia yang merupakan teman-teman Ukraina. Siapa pun yang ingin bergabung dengan pertahanan Ukraina dan Eropa, dapat datang dan bertarung berdampingan dengan Ukraina melawan Rusia," tulis kedutaan, seperti dikutip dari Bangkok Post, Sabtu (5/3).

"Orang asing memiliki hak untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina untuk dinas militer di bawah kontrak sukarela untuk dimasukkan dalam Pasukan Pertahanan Teritorial Angkatan Bersenjata Ukraina," lanjut posting tersebut.

"Sebuah subdivisi terpisah sedang dibentuk untuk orang asing yang diberi nama Legiun Internasional untuk Pertahanan Teritorial Ukraina. Tidak ada kontribusi yang lebih besar (yang) dapat Anda berikan demi perdamaian. Untuk pendaftaran dan rinciannya, silakan hubungi Atase Pertahanan Kedutaan Besar Ukraina di negara Anda,'' begitu kata kedutaan di akhir postingannya.

Posting tersebut langsung ditanggapi sekitar 20 orang Thailand, yang pada hari Kamis (3/3) muncul di kedutaan Ukraina untuk mencari informasi tentang proses perekrutan. Mereka bahkan sudah membentuk kelompok Line bernama "tentara sukarelawan ke Ukraina" untuk berbagi informasi.

Dej, seorang ranger sukarelawan berusia 39 tahun dari Provinsi Narathiwat, mengatakan dia telah mengikuti berita tentang konflik Rusia-Ukraina dan merasa kesal atas invasi Rusia, yang dia gambarkan seperti orang dewasa yang menindas seorang anak kecil, mendorongnya untuk mau menjadi sukarelawan untuk bertarung Ukraina melawan Rusia.

"Saya benci melihat orang kuat melecehkan yang lemah. Saya siap untuk berhenti sebagai ranger sukarelawan dan terbang ke Ukraina jika saya direkrut untuk bergabung dalam pertarungan," katanya.

Dia mengaku sudah terlatih menggunakan senjata, meski masih harus mencari uang untuk biaya perjalanan dan tiket pesawat.

Warga Thailamd lain bernama Tack, dari Provinsi Phetchabun, mengatakan bahwa dia siap untuk mendaftar untuk membantu Ukraina mempertahankan diri melawan Rusia, meskipun dia tidak ingin konflik meningkat menjadi perang dunia.

Yang lainnya, Golf (31), seorang mantan wajib militer, mengatakan dia tiba di kedutaan Ukraina di Jalan Witthayu untuk menanyakan tentang perekrutan.

Dia menyampaikan informasi itu kepada teman-temannya yang kini telah membentuk kelompok untuk mendukung Ukraina.

Banyak dari mereka yang tertarik tetapi tidak memiliki pelatihan senjata dasar. Sementara beberapa adalah mantan wajib militer tetapi tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran yang sebenarnya, kata sebuah sumber.

Menurut pemberitahuan yang dipasang di luar kedutaan, pelamar diminta untuk menyerahkan dokumen, termasuk bukti pelatihan militer, melalui email ke sekretaris kedua kedutaan.

Pemberitahuan itu juga mengatakan relawan harus membayar sendiri biaya perjalanan dan biaya lainnya.

Seorang pria Thailand yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan dia mendengar tentang perekrutan di media sosial dan pergi ke kedutaan, hanya untuk diberitahu bahwa dia harus melamar melalui email.

Tanee Sangrat, juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengatakan pada Kamis bahwa sementara kementerian mengkhawatirkan keselamatan warga Thailand yang ingin berperang di Ukraina. Justru prioritas saat ini adalah mengevakuasi warga Thailand keluar dari Ukraina.

"Kami tidak ingin warga Thailand mempertaruhkan nyawa mereka," kata Tanee.