Ribuan Orang Kaya Bakal Tinggalkan Rusia

Lebih dari 15 ribu orang kaya di Rusia diperkirakan akan meninggalkan negara tersebut pada tahun ini untuk menghindari rezim Vladimir Putin.


Berdasarkan laporan migrasi dari Henley & Partners, sekitar 15 persen orang Rusia dengan aset siap pakai lebih dari 1 juta dolar AS diperkirakan telah bermigrasi ke negara lain sejak invasi dimulai, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

"Rusia (adalah) jutawan berdarah," sindir kepala penelitian Henley & Partners di New World Wealth, Andrew Amoils, seperti dikutip Irish Examiner, Selasa (14/6).

Amoils menyebut, semakin banyak orang kaya yang meninggalkan Rusia setiap tahunnya dalam satu dekade terakhir. Hal itu menunjukkan peringatan dini adanya masalah yang dihadapi negara.

"Secara historis, keruntuhan negara besar biasanya didahului oleh percepatan emigrasi orang-orang kaya, yang seringkali menjadi orang pertama yang pergi karena mereka memiliki sarana untuk melakukannya," lanjutnya.

Sementara itu sekitar 42 persen orang kaya di Ukraina juga dilaporkan akan meninggalkan negara itu pada akhir tahun ini di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Orang kaya dunia secara tradisional pindah ke AS dan Inggris, tetapi Henley mengatakan Uni Emirat Arab (UEA) diperkirakan akan menyusul mereka sebagai tujuan No 1 bagi emigran dengan kantong tebal.

“Inggris telah kehilangan mahkota pusat kekayaannya, dan AS memudar dengan cepat sebagai magnet bagi orang kaya di dunia, dengan UEA diperkirakan akan menyusulnya dengan menarik arus masuk jutawan terbesar secara global pada tahun 2022,” kata Henley.

Sekitar 4.000 orang kaya diperkirakan telah pindah ke UEA pada akhir tahun akhir. Sementara Australia diperkirakan akan menarik sekitar 3.500 orang, Singapura sekitar 2.800 orang, dan Israel sekitar 2.500 orang.

Sejumlah besar jutawan juga diharapkan untuk pindah ke "tiga M", yaitu Malta, Mauritius dan Monaco.

“Malta telah menjadi salah satu kisah sukses besar Eropa dalam dekade terakhir, tidak hanya dalam hal migrasi jutawan tetapi juga dalam hal pertumbuhan kekayaan secara keseluruhan,” kata Amoils.

Ia mengatakan, Malta saat ini merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan pertumbuhan kekayaan dolar AS sebesar 87 persen antara 2011 hingga 2021.

Laporan The Guardian pada tahun lalu menunjukkan banyak orang kaya membeli "paspor emas" ke Malta. Mereka sering berencana untuk menghabiskan sedikit waktu di negara itu. Pada saat itu, Henley mengatakan bangga dengan layanan yang telah diberikannya kepada Malta.