Pelukis kaki, Sabar Subadri, memerkan puluhan karyanya di Mal Ciputra Semarang.
- Poster Karya Seniman Indonesia Meriahkan Penayangan The Marvels
- Gebyar Kuliner Cap Go Meh Di Solo, Sajikan Menu Halal Non-Halal Legendaris Berbagai Kota
- Konsisten Berolahraga Kunci Jaga Kesehatan
Baca Juga
Puluhan karya tersebut disajukan dalam pameran tunggal bertema "Spirit Spiritual" yang digelar hingga 5 Desember 2019 mendatang.
Setiap lukisannya ingin menyampaikan pesan. Satu diantaranya Tetap Satu Ruang. Sebagai penganut aliran naturalis realis, lukisan ini diintepretasikan mewakili kehidupan lebih besar.
Tiga ekor burung, tiga ras berbeda tapi berada dalam dahan yang sama (ruang yang sama). Mereka hidup bersama-sama dalam kehidupan ini," ujarnya.
Lukisan lain berjudul Tenang Dalam Gejolak, Berbagi, Menanti Kebunku, Menuju Suka Cita dan masih banyak karya lainnya yang dipamerkan di Mal Ciputra Semarang.
Karya favoritnya adalah Tenang Dalam Gejolak yang tidak akan dijualnya. Lukisanya mengisahkan batu di tengah aliran sungai mata air Senjoyo, Kota Salatiga, yang jernih.
Sekitar enam bulan untuk menyelesaikan karya tersebut.
Rata-rata untuk menghasilkan satu lukisan butuh waktu sekitar enam minggu, tergantung tingkat kesulitannya," katanya pelukis kelahiran 4 Januari 1979
Sebagai pelukis yang menggunakan kaki dalam menciptakan karya, Sabar tidak ingin hanya dianggap sebagai objek, namun subjek.
Sabar menolak disebut sebagai penyandang disabilitas.
"Kalau disebut different, seharusnya karya yang dihasilkan lebih jelek," katanya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinoeng Rahmadi mengatakan, penggunaan istilah difabel justru menjebak stigmatisasi.
Mereka memiliki potensi dan pemerintah memberikan dukungan moril. Di sini ada keseteraan," katanya.
- Luncurkan Fana, Deras Siap Cicipi Tantangan Musik Tanah Air
- Citroën Resmikan Experience Center Setiabudi Semarang
- The Body Shop® Indonesia Konsisten Kampanye Menjaga Kelestarian Bumi