Seluruh Tempat Wisata di Jateng Buka, Warga Wait and See

Penerapan prokes dengan aplikasi PeduliLindungi tetap diberlakukan di seluruh objek wisata di Jateng, yang tetap buka pada libur Nataru. foto: dok. Ketep Pass
Penerapan prokes dengan aplikasi PeduliLindungi tetap diberlakukan di seluruh objek wisata di Jateng, yang tetap buka pada libur Nataru. foto: dok. Ketep Pass

Seluruh tempat wisata di Jateng tetap buka saat libur Nataru. Namun, demikian, ada pembatasan jumlah pengunjung sesuai level PPKM di tiap daerah.


"Untuk daerah yang berstatus PPKM Level 1,  kapasitas pengunjung maksimal 75%, sedangkan untuk Level 2 kapasitas maksimal 25%," ujar Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Tujuan Wisata (DTW) Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jateng Riyadi Kurniawan, kepada RMOL Jateng, Rabu (15/12).

Selain itu, protokol kesehatan tetap dilaksanakan secara ketat. Pengunjung wajib telah divaksin dan menempelkan scan barcode PeduliLindungi. 

Kendati begitu, warga tetap bersikap wait and see. Budiyanto (50) warga Lemah Gempal Semarang mengaku, melihat kondisi dulu sebelum memutuskan berwisata ke luar kota bersama keluarga. 

"Saya pikir-pikir dulu, kalau kondisinya bagus, saya pergi. Tapi kalau dirasa belum aman, lebih baik wisata di dalam kota saja," ujar ayah dua anak ini. 

Meski penerapan PPKM level 3 di seluruh wilayah di Indonesia batal diterapkan, namun pembatasan di Kota Semarang akan lebih diperketat.

Pembatasan tersebut tidak sampai harus menutup semua sektor. Bahkan masyarakat tetap diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sama seperti biasanya, termasuk melakukan ibadah Natal.

Pembatasan lebih menekankan pada perayaan Tahun Baru. Seperti, pembatasan pengunjung di tempat publik dan penggunaan aplikasi Pedulilindungi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, mobilitas masyarakat usia produktif menjadi perhatian saat perayaan Nataru.

Hal tersebut dilakukan, lantaran kasus Covid-19 pada usia produktif kini cukup mendominasi.

Bahkan, masyarakat yang sudah divaksin kemudian terpapar Covid-19 sebagian besar merupakan usia produktif.

Mobilitas yang cukup tinggi, diduga menjadi akibat terjadinya kasus tersebut. Di samping itu, protokol kesehatan juga kurang diperhatikan.

"Usia produktif yang sudah divaksin dan terpapar lumayan banyak. Makanya, ini menjadi fokus saat nataru," paparnya.

Melalui tim promotor kesehatan, Dinkes terus melakukan edukasi protokol kesehatan.

Tim menyasar ke seluruh tempat umum pada akhir pekan, terutama tempat wisata.