Semarang Banjir Lagi, Tol Harbour Harus Segera Direalisasikan

Hujan lebat kembali mengguyur Kota Semarang Selasa (23/2) sore.


Hujan lebat kembali mengguyur Kota Semarang Selasa (23/2) sore.

Meski hanya beberapa jam saja, namun curah hujan yang tinggi membuat beberapa wilayah di Kota Semarang kembali tergenang. Salah satunya di pusat kota, kawasan Kota Lama, dan daerah timur Semarang seperti Kaligawe.

Meski demikian, belajar dari banjir dua minggu sebelumnya, semua pompa langsung diaktifkan dan dalam waktu dua jam genangan di pusat kota bisa teratasi. Namun berbeda dengan kawasan Kota Lama dan timur Kota Semarang yang masih tergenang hingga hari ini (24/2).

Plh Walikota Semarang, Iswar Aminuddin mengaku kaget dengan banjir yang kembali melanda Kota Semarang, padahal hujan yang terjadi tidak sampai sehari. Iswar menilai pembangunan tol harbour menjadi kunci permasalahan banjir yang ada di Kota Semarang terutama di wilayah timur.

"Persoalannya di bagian timur, tiap ada hujan deras pasti ada genangan, kenapa ini terjadi karena sungai tenggang dan sringin kapasitas pompa nya memang butuh penamabahan. Perencanaan lebih makronya memang kita menunggu tol harbour karena nantinya akan ada penambahan kapasitas pompa hingga 40 ribu liter per detik," ucap Iswar, Rabu (24/2).

Diakui Iswar, semua pompa yang dimiliki Kota Semarang sudah dimaksinalkan. Bahkan pompa portabel juga dijalankan, namun karena banyaknya cekungan di beberapa titik membuat genangan kembali datang.

"Harapannya dengan adanya tol harbour ini, nantinya area timur seperti genuk, pedurungan, gayamsari bisa teratasi, untuk saat ini kita akan maksimalkan pompa yang kita miliki, apalagi saat ini lebih cepat karena volume banjirnya tidak seperti banjir yang kemarin," harapnya.

Banjir yang terjadi kemarin, menurut Iswar, karena dari Dinas PU belum sempat menyelesaikan semua pengerukan sedimentasi, sehingga ketika hujan kembali datang, sisa sedimentasi menutup saluran drainase dan membuat genangan di beberapa kawasan.

"Saluran drainase itu kalau terjadi banjir akan membawa sedimen, dan saya sudah pesan ke PU setiap pasca banjir saluran segera dibersihkan karena pasti akan membawa sedimentasi karena pembangunan yang teradi di hulu kan banyak sekali dan sedimentasi terbawa air dan masuk ke saluran," imbuhnya.

Iswar mengatakan, perlu ada evaluasi terkait drainase, yakni penghitungan pembuatan saluran drainase tidak hanya dihitung pada sata pembuatan saja, tapi juga harus mengikuti perubahannya seiring berjalannya waktu.

"Drainase di hitung pada saat itu, tapi perubahan perilaku pembangunan akan membawa dampak, apalagi jika pembangunan tidak diimbangi dengan perhitungan yang matang maka akan merubah kondisi," tuturnya.

Pemerintah Kota Semarang sebenarnya telah memiliki detail engineering desain (DED) dan telah mengkaji untuk penambahan kapasitas daya tampung drainase. Hanya saja, pihaknya membutuhkan dana sekitar Rp800 miliar-Rp1 triliun untuk hal itu.

"Mudah-mudahan setelah harbour toll road ini selesai dengan menambah kapasitas selesai maka akan diadakan reboisasi, jadi kita akan galakkan tidak boleh membuang sampah di sungai dan bantaran sungai pada posisi yang seharunya, sehingga perawatan sungai diperhatikan sehinga tidak ada sedimentasi," pungaksnya.