Senang Nonton Ebeg, Pelajar Purbalingga Raih Juara 2 Nasional

Renata Fadilla Cahyani (15), siswi Klas 9F SMPN 3 Purbalingga berhasil meraih medali perak atau juara kedua pada Lomba Menulis Esai (LME) tingkat nasional.


Babak final lomba yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMP-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, di Jakarta, selama lima hari (27-31/10).

Renata, demikian panggilan akrabnya, menulis esai berjudul "Kesenian Ebeg (Kuda Lumping) sebagai Alat Pemersatu Masyarakat di Desa Kembaran Wetan Purbalingga".

Ada 534 naskah esai dari seluruh Indonesia yang masuk ke panitia,dan setelah dilakukan seleksi, hanya diambil 34 yang menjadi finalis, salah satu diantaranya karya Renata.

Pada babak final itu,Renata mempresentasikan esai yang ditulisnya, dihadapan tiga dewan juri,terdiri   Prof Dr Hafid Abas(dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta),dan  Dra. Dad Murniah, M.Hum (penulis esai di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI), dan Gina Faradila Syafitri,jurnalis  Kompas TV.

Ketika awal tampil presentasi,saya sempat grogi.Namun lama kelamaan percaya diri,sehingga lancar sampai akhir," ujar Renata ketika ditemui di SMPN 3 Purbalingga, Jumat (2/11).

Renata menceritakan, tertarik memilih topik Ebeg, karena senang menonton seni itu. "Saya tertarik menulis esai dengan topik Ebeg karena saya senang nonton Ebeg. Setelah saya amati, ternyata selain sebagai tontonan, Ebeg juga bisa sebagai alat pemersatu masyarakat," ujar Renata.

Beberapa waktu lalu, Renata mengisahkan, di dekat rumahnya, tepatnya di Dukuh Merden, Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga ada pertunjukkan Ebeg. Ia pun nonton pertunjukkan dari awal sampai akhir. Saat itu, yang ditonton adalah grup Ebeg "Turangga Kembar" dari Desa Kembaran Wetan,Kecamatan Kaligondang.

Di akhir pertunjukkan, ujar Renata, menyempatkan wawancara dengan pelaku kesenian tradisional itu. Yakni Rian Pratiwi dan Tuwarno. "Saya wawancara kedua pelaku seni Ebeg itu sampai detil," ujar Renata, putra semata wayang pasangan Sri Murwanti dan Wahyono yang tinggal di Desa Penaruban Kecamatan Kaligondang Purbalingga ini. 

Belakangan, Renata juga melakukan pengamatan tentang kehidupan para pelaku seni itu di Desa Kembaran Wetan. Ia juga menonton lagi, saat "Turangga Kembar" main di Desa Kembaran Wetan.

Hasil pengamatan itu, kemudian dilengkapi dengan studi pustaka dan mencari informasi tambahan di internet. Sampai akhirnya, di bawah bimbingan pembina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) "Famous" SMPN 3 Purbalingga, Khusnul Ikhsan, S.Pd, akhirnya terwujudlah esai berjudul "Kesenian Ebeg (Kuda Lumping) sebagai Alat Pemersatu Masyarakat di Desa Kembaran Wetan Purbalingga".

Di akhir esainya, Renata menyimpulkan, karakteristik penduduk Desa Kembaran Wetan yang masih  menjunjung  tinggi  kerukunan, gotong-royong dan budaya adat terwakili pada kesenian Ebeg "Turangga Kembar". 

"Penduduk  Kembaran Wetan merasa  memiliki  kesenian Ebeg sebagai media berkumpul, bersilaturahmi, berkomunikasi, dan menjalin tali persaudaraan,"ujar Renata,yang juga hobby menulis serta aktif sebagai pemain futsal di sekolahnya ini. 

Ikatan batin yang  kuat, lanjut Renata, dirasakan oleh sesama seniman Ebeg dalam kelompoknya.  Mereka sudah seperti keluarga sendiri, sehingga mereka hidup rukun, bersatu dan teguh dalam mempertahankan keberadaan seni Ebeg.