Sengketa Lahan SDN 10 Karanggondang Deadlock, Bupati Jepara Janji Cari Solusi Terbaik

Istimewa
Istimewa

Sengketa lahan menyelimuti SD Negeri 10 Karanggondang di Kecamatan Mlonggo, selama bertahun-tahun. Ancaman ditutup paksa pun membayangi har-hari para siswa yang menimba ilmu di sekolah tersebut.

Bahkan, halaman sekolah tempat para siswa berolahraga dan bermain sudah ditanami pohon pisang oleh pihak yang mengklaim ahli waris lahan itu.

Menyikapi persoalan ini, Bupati Jepara Witiarso Utomo berjanji akan serius upayakan menyelesaikan polemik tersebut. Salah satu upayanya adalah melalui jalan mediasi.

Mediasi dilakukan di Balai Desa Karanggondang, Selasa (13/5) yang dihadiri Kepala Disdikpora Ali Hidayat, Kepala Diskominfo Arif Darmawan, Camat Mlonggo Sulistiyo. 

Pertemuan ini juga dihadiri petinggi Karanggondang Ali Ronzi, Kepala Sekolah SDN 10 Karangggondang Suyadi, perwakilan ahli waris Mawarji, dan dari Satkordikcam Mlonggo.

Hasilnya, meski masih deadlock namun semua pihak sepakat untuk menjaga kenyamanan para guru dan anak-anak dalam proses belajar mengajar. 

Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Ali Hidayat menyampaikan, Pemkab Jepara akan mencari solusi terbaik untuk SDN 10 Karanggondang. Yang tak kalah penting, proses belajar mengajar agar tetap berjalan.

"Intinya Pak Bupati segera upayakan penyelesaikan SDN 10 Karanggondang. Untuk pohon pisang, nanti sore sudah dibersihkan, dan paginya bisa digunakan anak-anak berolahraga," ucap Ali Hidayat.

Kepala SDN 10 Karanggondang, Suyadi mengatakan, SD di Karanggondang tersebut dahulunya merupakan SD Inpres. 

Bangunan sekolah yang berdiri di atas lahan sekitar 2.800 meter persegi itu berada satu kompleks dengan tanah milik ahli waris tersebut.

Dengan sengketa yang berlarut-larut, pihak sekolah semakin resah. Nasib 98 siswa yang kini belajar di sana merasa tidak nyaman. Untuk itu, Suyadi hanya bisa berharap agar pemerintah turun tangan supaya sekolah bisa diselamatkan.

"Kami berharap Pemkab Jepara turun tangan, supaya SDN 10 Karanggondang bisa diselamatkan. Semoga bangunan ini tetap kokoh berdiri, demi anak-anak bersekolah dengan nyaman,"harapnya.

Petinggi Karanggondang Ali Ronzi menjelaskan, masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik. Sehingga ada titik temu, dan para guru yang mengajar dan anak-anak yang bersekolah tetap nyaman.

"Semua pihak sudah sepakat demi kenyaman kegiatan belajar belajar di SDN 10 Karanggondang," terangnya.

Sementara itu, perwakilan ahli waris, Marwaji mengungkapkan, pihaknya hanya ingin penyelesaian dari Pemkab Jepara. Sehingga ahli waris mendapatkan haknya.

"Kami mewakili ahli waris atas nama Mbah Surip, hanya ingin mendapatkan hak atas lahan tersebut," jelasnya.

Usai meditasi di balai desa , dilanjutkan peninjauan lapangan di SDN 10 Karanggondang.