Seni Cowongan hingga Blarak Baiduri Meriahkan Banjarnegara Culture Heritage Night Festival

Penampilan seni tradisional dari 20 kecamatan tampil dalam Banjarnegara Culture Heritage Night Festival 2023, Sabtu (26/8). Sejumlah seni tradisi tampil atraktif  hingga menghibur ribuan warga.


Pj Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widi Rahmanto mengatakan, potensi seni budaya Banjarnegara sangat beragam. Kekayaan dan keluhuran budaya harus dijaga dan dilestarikan serta dikembangkan.

“Dengan pagelaran budaya ini akan membawa manfaat bagi pengembangan potensi dan promosi pariwisata yang ada di kabupaten Banjarnegara,” kata Tri Harso.

Meliputi ‘Brendung’ atau ‘Cowongan’ dari Desa Bedana Kecamatan Kalibening, tari ‘Prajuritan Jaran Kawung’ dari Dusun Jatisari Desa Pesangkalan Kecamatan Pagedongan, Kecamatan Purwanegara yang menggandeng sanggar Gilar Patria menampilkan tari ‘Blarak Baiduri’ (permata yang berwarna-warni).

Sementara Kecamatan Madukara menampilkan kesenian dari Desa Talunamba asuhan sanggar Mahera. Menceritakan Ki Ageng Maliu yang diutus oleh Nyai Saketi untuk mencari keberadaan Sendang Kamulyan. 

Tri Harso juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat, dan para seniman duta dari 20 kecamatan telah berpartisipasi mempersembahkan karya dan penampilan terbaik.

“Kesempatan ini menjadi momentum untuk mengenalkan seni budaya unggulan yang dimiliki kepada masyarakat luas dan wisatawan yang hadir. Semoga dengan pagelaran budaya ini, akan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya generasi muda terhadap keragaman seni budaya di Kabupaten Banjarnegara,” imbuhnya.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Adi Cahyono mengatakan, pagelaran spektakuler ini menampilkan duta kesenian terbaik dari dua puluh kecamatn se-Kabupaten Banjarnegara.

“Parade budaya ini untuk melestarikan seni budaya dan tradisi menumbuhkan kepedulian, kesadaran semua pihak dalam mengembangkan dan mempublikasikan seni budaya tradisional dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk memaksimalkan potensi kebudayaan serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam memajukan budaya tradisional,” kata Adi Cahyono.

Pagelaran seni itu mengambil start di perempatan Jalan Dipayuda (SMPN 1 Banjarnegara) sebagai titik henti pertama, menuju pertigaan kantor Bappeda sebagai titik henti kedua. Selanjutnya menuju titik henti ketiga di perempatan tugu Dawet ayu dan finish di Alun-alun Banjarnegara.

Pada ketiga titik henti tersebut, para duta seni tampil selama masing-masing lima menit untuk menunjukkan aksinya.