Sentral Batik Malon Siap Dibuka Januari 2024

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perindustrian (Disperin) tengah membangun sentral batik di daerah Malon, Gunungpati, Semarang. Sentral batik ini nantinya akan diisi oleh para pengrajin batik di kawasan Malon.


Kepala Disperin Kota Semarang, Tri Supriyanto mengatakan pembangunan sentral batik ini menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat senilai Rp 8 miliar.

“Sentral batik Malon ini dibangun dengan DAK dari pemerintah pusat sebesar Rp 8 miliar,” kata Tri, Rabu (23/11).

Tri menyampikan pembangunan sentral batik ini sudh mencapai 85 persen. Menurutnya pada akhir tahun ini pembangunan akan selesai dan bisa digunakan pada bulan Januari 2024. Ia juga menyampaikan pembangunan berjalan sesuai dengan perencanaan, padahal lelang dilakukan pada pertengahan tahun.

Bangunan sentral batik ini nantinya akan memiliki dua lantai yang akan dimanfaatkan bagi para pengrajin batik untuk mengadakan pameran batik.

“Hingga kini progresnya sudah 85 persen, meskipun lelang baru dilakukan pertengahan tahun. Tapi kita yakin akhir tahun ini bisa rampung, dan awal tahun bisa digunakan,” bebernya.

Tri mengatakan jika dulunya bangunan tersebut memang sudah ada dan merupakan aset milik Pemkot Semarang. Namun kali ini melalui DAK, bangunan dibangun kembali menjadi lebih mewah dan besar sehingga bisa menambah nilai aset Pemkot.

Lebih lanjut, Tri mengatakan di daerah Malon sendiri sudah ada 25 pengrajin batik yang sudah eksis. Namun untuk memamerkan karyanya mereka menggunakan rumah pribadi yang diubah menjadi galeri. Ia berharap dengan adanya sentral batik maka akan lebih ramai dikunjungi oleh para wisatawan, sekaligus sebagai tempat pameran serta tempat berkarya bagi para pengrajin batik.

“Sebelumnya mereka cuma mendisplay produk batik dirumahnya, nah ini nanti kita tarik ke sentral batik untuk tempat pameran,” paparnya.

Selain itu, Dinas Perindustrian juga memberikan pelatihan kepada warga sekitar yang merupakan pengrajin batik. Ada 40 masyarakat yang saat ini menjadi pengrajin batik. Bahkan menurut Tri batik Malon memiliki ciri khas tersendiri.

“Bedanya dengan batik lainnya, adalah warna yang digunakan ini alami. Dari tanaman atau diambil dari alam,” pungkasnya.