Si Bening Dukung Kecamatan Semarang Barat Tekan Angka Stunting

Program Si Bening yang digagas Ketua Forum Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi berhasil menurunkan kasus di Kelurahan Salaman Mloyo, Kecamatan Semarang Barat.


Camat Semarang Barat, Elly Asmara mengatakan, dalam bulan Mei angka stunting di Kecamatan Semarang Barat ada 55 anak. Setelah digerakkan program Si Bening, pada bulan Juni angka stunting turun menjadi 40. 

Dalam satu bulan, untuk memenuhi pemenuhan gizi anak-anak stunting di Kecamatan Semarang Barat mencapai Rp50 juta dengan dana swadaya.

"Kecamatan Semarang Barat itu sudah punya orang tua asuh dan untuk menjalankan program Si Bening ini yang membutuhkan dana swadaya maka orang tua asuh ini cukup membantu untuk bisa memberikan bantuan makanan secara mandiri," kata Elly kepada RMOLJateng, Kamis (14/7).

Menjadi pilot project pengembangan Si Bening, Elly menuturkan setiap hari selama tiga kali ada pemberian makanan tambahan bagi anak-anak terdeteksi stunting.

Pemberian makanan tambahan tersebut dipusatkan di kelurahan dan juga dibagikan langsung ke masing-masing rumah oleh perangkat dari Kelurahan dibantu dengan Babinsa setempat.

"Bahkan perangkat Kelurahan ini kadang juga menjemput mereka untuk bisa mendapatkan makanan tambahan, sampai anak-anaknya juga disuapin juga," ungkapnya.

Puskesmas di wilayah Semarang Barat juga ikut bergerak untuk memantau kondisi anak-anak di bawah dua tahun agar angka stunting bisa ditekan. 

"Pihak puskesmas ikut memantau berat badan dan tinggi badan anak, sehingga kami bisa langsung mengetahui anak-anak yang mengalami stunting dan langsung ada tindakan untuk pemberian makanan tambahan bagi mereka," jelasnya.

Elly mengaku dengan adanya program Si Bening membawa dampak yang sangat baik untuk penurunan angka stunting di Kecamatan Semarang Barat. Ia berharap melalui pilot project ini, Si Bening juga bisa diimplementasikan di kecamatan lainnya.

Ketua Forum Komunikasi Kesehatan Kecamatan (FKKK) Semarang Barat, Femega Dian Elly Asmara, erjun langsung ke lapangan terutama saat pemberian makanan tambahan mengaku senang dengan perkembangan untuk penurunan angka stunting di wilayahnya.

Pihaknya memberikan sertifikat lulus stunting bagi anak-anak yang sudah memiliki berat badan sesuai,

"Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh kecamatan untuk memberi semangat tapi selebihnya pemenuhan gizi dan kebersihan lingkungan tetap harus terus dijalankan," kata Femega.

Femega menyebut memang banyak faktor yang menyebabkan masalah stunting terjadi pada anak terutama di Kecamatan Semarang Barat, misalnya saja masalah kebersihan lingkungan, masalah ekonomi keluarga hingga pernikahan dini. 

"Ada program dari Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bisa terintegrasi dengan Kecamatan misalnya Posyandu remaja, penyuluhan pra nikah yang bekerjasama dengan KUA, hal ini bisa dilakukan untuk menjadi salah satu cara pencegahan stunting," tuturnya.