Siswa Dan Siswi Sekolah Nasima Semarang Normal Lakukan Aktivitas

Meski Tak Nyaman Terganggu Plang Penyegelan Lahan Dan Bangunan
Siswa Dan Siswi SMP Nasima Semarang Latihan Baris Berbaris Persiapan Menjadi Paskibra HUT RI Ke-79, Meski Di Dalam Sekolah Terganggu Dengan Pemasangan Plang Peringatan Atas Kasus Sengketa. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah
Siswa Dan Siswi SMP Nasima Semarang Latihan Baris Berbaris Persiapan Menjadi Paskibra HUT RI Ke-79, Meski Di Dalam Sekolah Terganggu Dengan Pemasangan Plang Peringatan Atas Kasus Sengketa. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah

Siswa dan siswi SMP Nasima Semarang tetap beraktivitas normal meski pun sekolah  lahan dan bangunan mereka dipasangi plang peringatan di halaman depan dan lapangan basket. Lokasi sekolah Nasima sejak awal Juli lalu sengketa antara pihak pengelola dan pemilik lahan. 


Isu ini pun juga diketahui para siswa murid-murid sekolah ini. Namun, mereka tetap lakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar dengan normal. Meski, aktivitas tak bisa nyaman karena terganggu dengan beberapa buah plang peringatan. 

Terlebih, lapangan basket tempat murid-murid SMP Nasima olahraga di tengah-tengahnya dipasangi plang mengatasnamakan Yayasan Pangeran Diponegoro Peduli Bangsa, mengklaim sebagai pemilik lahan dan bangunan. 

Ruang di dalam sekolah menjadi terbatas dan secara langsung menghalangi kegiatan murid-murid. 

Pihak pengelola Yayasan Nasima, Adi Nugroho juga saat dikonfirmasi redaksi masih belum bisa memberikan informasi tentang kasus sengketa ini. 

"Belum bisa," kata Adi, dikonfirmasi lagi, Selasa (13/08). 

Dari informasi didapatkan, satpam sekolah mengaku, khawatir jika siswa-siswi kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu dengan masalah dihadapi sekarang. 

"Kami khawatir anak-anak tidak nyaman belajar dan mengganggu prestasi akademiknya. Sehingga, kita waspada dengan orang-orang asing masuk ke dalam sekolah," kata satpam sekolah itu. 

Saat melakukan penelusuran dan mencari informasi di lokasi sekolah langsung, Selasa (13/08), Tim Redaksi RMOL Jawa Tengah merasa prihatin melihat murid-murid harus belajar dengan terbatas. Namun, pihak sekolah juga tidak dapat ditemui untuk memberikan informasi tentang kasus sengketa ini. 

Melalui pengamatan, sepertinya pihak sekolah waspada dan khawatir dengan pihak-pihak asing yang akan masuk ke dalam lingkungan sekolah. Apalagi, setelah isu sengketa dan penyegelan mencuat tersebar. Termasuk ke media, diduga agar tidak muncul publikasi menyudutkan salah satu pihak dan membuat isu sengketa semakin memanas.