Penilaian akhir semester praktik sekolah para siswa SD Negeri Denasri Wetan 02, Kabupaten Batang dilakukan berbeda. Puluhan siswa melaksanakan ujian di Galeri Batik Rifaiyah.
- Bergerak untuk Berdampak, UKSW dan TelU Siap Berkolaborasi
- Pengelola Sekolah dari Kalangan Milineal Dinilai Pahami Kebutuhan Pendidikan Siswa
- Marak Kasus Bullying, Polres Blora Ambil Langkah Preventif
Baca Juga
Pihak sekolah memberi ujian membatik tulis langsung di pusat kerajinan batik Rifaiyah. Tiap siswa wajib menggambar hingga membatik di kain yang sudah disiapkan.
"Ndredek (gemetar) tadi, soalnya baru pertama kali membatik di kain," kata siswa kelas IV SD, Reyhan Ahmad Reza pratama (9), Senin (13/12).
Ia bercerita lama kelamaan tidak gemetar lagi. Reyhan menggambar bunga untuk produk batik tulisnya.
Kepala SDN Denasri Wetan 02, Esti Yuni Partiwi, menyebutkan kegiatan itu adalah ujian praktik mata pelajaran muatan lokal (mulok). Pihaknya sengaja memberi pengalaman langsung cara membatik.
"Kami memilih batik karena latar belakangnya adalah banyak warga sekitar yang wirausaha batik," tuturnya.
Ia ingin mengenalkan batik khas Batang pada siswa. Sehingga, suatu saat nanti ada regenaris pengrajin batik.
Selama ini pembelajaran mulok, khususnya membatik, hanya berlangsung di sekolah. Media pembelajaran pun hanya kertas dan pensil warna.
"Nanti hasilnya kami kumpulkan dan beri nilai. Hasil paling bagus akan kami pajang, sehingga jadi motivasi siswa lain," jelasnya.
Jumlah siswa yang menjalani ujian praktik membatik yaitu 28 siswa kelas IV, 35 siswa kelas V, dan 33 siswa kelas VI.
- Mahasiswa Tegal Presentasi di Jepang: Angkat Kitab Rambang ke Panggung Internasional
- Resmi Kukuhkan 13 Guru Besar Baru, Unnes Perkuat Komitmen Wujudkan Pendidikan Cemerlang
- Digagas Bupati, Pegunungan Bintang Papua Miliki Universitas