Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang untuk kali pertama akan menggelar Launching Majalah Sastra Soeket Teki dan Dialog Sastra pada 6 Desember 2018 mendatang.
- Ini Arti Tema Semarang Night Carnival
- Pelajar Ditantang Ikut Lomba Film Pendek Kupas Sejarah Situs Purbakala di Kudus
- Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Usul Ekskavasi Candi Tertua Jateng Pakai Radar
Baca Juga
Acara yang dikemas dalam dialog tersebut rencananya akan berlangsung di Auditorium I kampus 1 UIN Walisongo, Semarang.
Launching majalah ini disertai forum dialog tentang sastra bersama sastrawan terkenal. Terbuka untuk mahasiswa dan umum," kata ketua panitia, Mohammad Azam melalui keterangan tertulisnya, Minggu (2/12/2018).
Menurut Azam, dalam peluncuran tersebut, Amanat akan mengenalkan kembali majalah sastra Soeket Teki sekaligus meluncurkan aplikasi amanat.id yang resmi berganti nama dari skmamanat.com menjadi amanat.id pada Workshop SKM Amanat Minggu (11/11/2018) lalu.
Azam juga menuturkan, akan menghadirkan dua narsumber yang berkompeten di bidang sastra. Diantaranya, Ahmad Tohari, sastrawan Indonesia. Karyanya, novel berjudul Ronggeng Dukuh Paruk, sudah diterbitkan dalam berbagai bahasa dan diangkat dalam film layar lebar berjudul Sang Penari.
Kemudian, Amanat juga menghadirkan Triyanto Triwikromo yang pernah menjadi tokoh seni pilihan Tempo tahun 2015.
Sementara, Pemimpin Umum SKM Amanat, Fajar Bahruddin Achmad, kedua sastrawan tersebut dipilih karena keduanya merupakan sastrawan yang karya prosanya bergenre humanis.
Sudah tentu, ketika berbicara karya sastra tentu akan berbicara pesan. Pesan apa yang akan disampaikan pada si pembaca. Selain itu, untuk mengenalkan pada generasi millenial, tokoh sastrawan yang perlu mereka katahui," kata Fajar.
Tak hanya itu, peserta juga akan diajak berdiskusi mengenai sastra bersama kedua narasumber tesebut dalam sesi tanya jawab.
Harapannya, forum bisa lebih komunikatif. Apalagi dalam sesi tanya jawab, peserta secara bebas dapat bertanya dan mendiskusikan mengenai perkembangan kesusastraan saat ini," tambahnya.
Terkait pemilihan tema, Fajar menuturkan lebih lanjut, acara tersebut mengangkat tema "Apa Kabar Kesusastraan Indonesia" lantaran melihat keberadaan sastra dewasa ini yang tidak tahu ke mana arahnya.
Menurutnya, karya-karya sastra era sekarang hanya berorientasi pada kepentingan pasar tanpa melihat eksistensi sastra yang memiliki tujuan kemanusiaan.
- Hindari Pembelokan Sejarah, Makam Palsu Dibongkar Di Beberapa Daerah Jawa Tengah
- Konser Amal Munajat Cinta Hadirkan Penyanyi Opic di Kawasan Wisata Kemuning Sky Hills
- Fadli Zon: Indonesia Harus Menulis Ulang Sejarah Sebagai Negara Dengan Peradaban Tertua Di Dunia