Wakil Wali Kota Magelang KH. M Mansyur mengatakan stunting menjadi masalah strategis menyangkut eksistensi masa depan bangsa.
- Pemkot Perlu Dukungan Banyak Pihak untuk Tekan Angka Stunting di Semarang
- DPRD Kota Semarang Dorong Labkesda Jadi Badan Layanan Umum Daerah
- Kapolres Demak Berharap Masyarakat Berperan Aktif dan Tak Percaya Berita Hoaks
Baca Juga
"Bila kondisi ini terus berlangsung dan tidak tertangani akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak," kata dia di sela-sela Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Pendopo Pengabdian Kota Magelang, Kamis (12/9).
Selaku Ketua TPPS, KH M Mansyur memaparkan, data survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022 Kota Magelang mengalami peningkatan 0,6%. Angka stunting pada 2021 sebesar 13,3% menjadi 13,9%.
Dia meminta, agar program percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara lebih sinergis. Langkah ini mengoptimalkan peran lintas sektor, swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan media secara nyata.
Di forum itu dibagikan Antropometri Kit kepada 198 posyandu. Antropometri Kit adalah rangkaian alat detektor stunting pada anak melalui pengukuran berat badan, panjang dan tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala.
"Semua posyandu mendapat alat yang sama, agar diperoleh hasil timbangan (anak) juga akan sama. Data hasil penimbangan yang diperoleh pun akan kuat dan tepat, untuk menggambarkan gizi anak di 1.000 hari daur hidupnya," terang Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang, Nasrodin.
- Inovasi Terbaru, BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- Stok Menipis, PSMTI Gelar Donor Darah
- Pertama di Jateng, Penyandang Thalasemia di Banyumas Terima Vaksin Covid