Puluhan pengemudi ojek online (ojol) enggan mengikuti rapid test massal di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) lantaran diduga takut, Jumat (12/6).
- "Pahlawan Nasional" Pantau Vaksinasi Di Kampung Nelayan
- Sinergi dengan PKK Diharapkan Pangkas Angka Stunting
- BPJAMSOSTEK Surakarta Beri Kemudahan Layanan di Era Pandemi
Baca Juga
Meski telah dibujuk serta ditegaskan kegiatan berlangsung gratis namun dari 60 ojol yang didata hanya lima orang bersedia ambil bagian.
Alhasil, kegiatan rapid test massal diadakan Dishub Kota Salatiga bersamaan DKK Salatiga sepi peminat.
"Ketidakhadiran pengemudi ojol mengikuti rapid test tersebut diduga karena takut. Padahal rapid test ini gratis," kata Kepala Dishub Kota Salatiga, M. Sidqon Effendi didampingi Kabid Angkutan dan Kelaikan Kendaraan, Sudarso.
Sidqon menyayangkan upaya Dishub Kota Salatiga dalam meningkatkan pelayanan dari sisi transportasi supaya masyarakat tidak ada rasa was-was atau khawatir dalam menggunakan jasa transportasi itu. Ternyata malah kurang mendapat sambutan dari pengemudi ojol.
Pihaknya telah mendaftar sebanyak 50 juru parkir, 40 sopir angkot, 10 sais dokar, 40 tukang becak dan 60 pengemudi ojol untuk mengikuti rapid test.
"Sedikitnya 200 orang juru parkir, pengemudi angkutan kota, sais dokar, tukang becak dan ojol di Kota Salatiga yang kita data untuk mengikuti Rapid tes massal ini," ujarnya.
Ia berharap, semua penyedia jasa angkutan yang setiap hari melayani dan berinteraksi dengan masyarakat tersebut, bisa dipastikan dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid-19. Hal ini bertujuan agar pengemudi dan calon penumpang merasa nyaman dalam beraktifitas.
- Masih Banyak Peserta BPJS Kesehatan di Batang Menunggak Iuran
- Jateng Siaga Penuh Hadapi Lonjakan Kasus
- Keraton Solo Jadi Sentra Vaksinasi Untuk 15 Ribu Peserta