Terjaring Penyekatan Di Pos Operasi Ketupat, Dua Pemuda Bawa Obat Terlarang

Gedung yang menjulang tinggi serta jeruji besi yang kokoh, bukan menjadi penghalang ratusan narapidana (napi) Lapas Kelas IIA Ambarawa melepas kerinduan dengan keluarga di hari Raya Idul Fitri, Kamis (13/5).


Gedung yang menjulang tinggi serta jeruji besi yang kokoh, bukan menjadi penghalang ratusan narapidana (napi) Lapas Kelas IIA Ambarawa melepas kerinduan dengan keluarga di hari Raya Idul Fitri, Kamis (13/5).

Meski selama pandemi Covid-19 ada larangan kunjungan secara tatap muka, pihak Lapas tidak lantas membatasi hak para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Uniknya, selain menyediakan layanan video call (VC) melalui Tablet dan komputer pihak Lapas Lapas Kelas IIA Ambarawa juga memfasilitasi para keluarga WBP dengan Handy Talky (HT).

"Selain tersedia empat unit Tablet yang terhubung dengan 4 PC di dalam Lapas, kami juga menyediakan dua unit HT," kata Kalapas Warsianto, Bc. IP, SH, MH melalui Kasubsi Bimkemas Agus Wijayanto kepada wartawan, Kamis (13/5).

Agus menerangkan, penyediaan HT ini untuk mengantisipasi keluarga WBP yang tidak sabar menunggu antrian VC.

Ihwal penggunaan HT, diakui Agus, tercetus pertama kali oleh Kalapas sendiri. Sebagai informasi, jumlah napi Lapas Kelas IIA Ambarawa saat ini sebanyak 477 jiwa dan tahanan 53 jiwa, sehingga total 530 jiwa. Sementara kapasitas penjara 220. Sedangkan kekuatan pegawai hanya 65 orang. Dimana, kekuatan harian regu jaga hanya 4 orang.

Menurut Agus, WBP mencapai ratusan, sangat tidak mungkin bisa memberikan kepuasan bagi seluruhnya untuk bisa meluapkan kerinduan dengan keluarga.

Setidaknya, lanjut Agus, pihak Lapas Kelas IIA Ambarawa mencoba mempermudah dan melancarkan komuniskasi dua arah antara WBP dengan keluarga yang datang.

Mengingat, fasilitas yang tersedia diakuinya tidak sebanding dengan petugas dan jumlah WBP, untuk tetap menjaga ketertiban, WBP yang tidak berkepentingan berada dalam kamar masing-masing.

"Selama pandemi Covid-19, para WBP telah diberikan pengertian bahwa kunjungan ditiadakan, namun pembesuk tetap masih bisa menerima kiriman makanan serta layanan dengan fasilitas HT," imbuhnya.

Ada pun, satu WBP diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan pihak di luar selama lima menit saja.

Seorang WBP kasus terorisme Joko Priyono mengaku, layanan VC serta HT diberikan Lapas Kelas IIA Ambarawa sangat membantu dirinya melepas rindu dengan keluarga.

Sudah hampir setahunan lebih sejak pendemi Covid-19, pihak Lapas meniadakan kunjungan.

"Semata-mata melindungi kami agar tidak terpapar Covid-19. Namun, pihak Lapas masih berupaya memberikan kesempatan kami untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga, itu hal yang menggembirakan," ungkapnya. [sth]