Terobosan Baru Penanganan Kanker

Maraknya kesalahpahaman masyarakat mengenai immunoterapi terhadap penyakit kanker membuat kekeliruan dalam memahami cara pengobatannya.


Hal tersebut dinilai keliru oleh dokter ahli kanker dari Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, Richard Quek. Richard menyatakan sejak ditemukan pada kisaran tahun 2013 lalu, immunoterapi hanya tersedia dalam bentuk obat suntikan.

"Jadi, intinya obat ini disuntikkan ke pasien. Saat berada di dalam tubuh pasien, obatnya bekerja mengaktivasi sistem imun tubuh pasien untuk membunuh sel kanker," kata dia, di Semarang, Kamis (24/10).

Dia menambahkan terdapat dua metode pengobatan lainnya yakni kemoterapi dan targeted terapi untuk menyembuhkan kanker.

Namun, dua metode pengobatan tersebut dinilai merupakan cara yang lebih lama daripada Immunoterapi.

Dalam kemoterapi, lanjut dia, pasien diberi radiasi untuk membunuh sel kanker. Namun metode ini memberikan efek samping yang cukup signifikan kepada pasien.

Sementara targeted terapi juga cukup efektif dilakukan kepada pasien.

"Targeted terapi ditemukan kisaran tahun 2000an. Ini adalah metode yang lebih efisien terhadap kanker. Namun, saat ini yang kami anjurkan kepada pasien apabila positif menderita kanker adalah immunoterapi," terang dia.

Dokter Richard juga menjelaskan bahwa belum tentu seseorang yang keluarganya tidak memiliki sejarah kanker tidak akan terkena kanker.

Menurutnya, kanker bisa saja terjadi dari mutasi gen akibat gaya hidup yang dilakukan seseorang.

"Namun kanker akibat mutasi gen tersebut hanya berdampak pada seseorang tersebut, tidak akan bisa menurun ke anaknya," kata dia.