Selama masa pandemi sejak awal 2020, Urban Farming atau pertanian ditengah kota menjadi kegiatan baru yang ditekuni masyarakat kota Semarang karena adanya Work From Home (WFH).
- PMI Batang Bantu Dana Rehabilitas Tiga Rumah yang Terbakar di Bandar
- Resmi, Letkol Laut, Riski Putra Purnama Putra Gantikan Letkol Laut Adi Surono
- Buruan Daftar, KPU Kota Pekalongan Buka Lowongan PPS Pilkada 2024
Baca Juga
Selama masa pandemi sejak awal 2020, Urban Farming atau pertanian ditengah kota menjadi kegiatan baru yang ditekuni masyarakat kota Semarang karena adanya Work From Home (WFH).
Tren ini terus meningkat seiring dengan mulai jenuhnya warga selama harus berada di rumah tanpa banyak kegiatan. Adanya urban farming menjadi hobi baru sekaligus bisa meningkatkan ketahanan pangan dalam lingkup keluarga.
Pasalnya, hasil bercocok tanam yang notabene adalah tanaman sayur dan buah bisa langsung dikonsumsi saat masa panennya tiba.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan jika saat hasil pertanian perkotaan meningkat karena banyaknya warga kota Semarang yang beraktifitas urban farming.
"Dengan adanya urban farming ada sejumlah bahan yang dihasilkan dari mereka sendiri. Tidak dilihat dari sisi seberapa besar. Setidaknya, ketahanan pangan masing-masing keluarga bisa tercukupi," kata Hernowo, Kamis (20/5).
Menurut data dari Dispertan, hasil pertanian perkotaan mengalami peningkatan mencapai 4.600 kwintal tanaman holtikultura seperti sayur dan buah.
Jika dibanding sebelum pandemi, kontribusi tanaman pangan hanya 11% dari total kebutuhan pangan masyarakat Semarang. Sedang sisanya, 89% didatangkan dari luar kota Semarang.
Pihaknya mengatakan, setidaknya ada 151 kelompok urban farming yang saat ini berkembang di Kota Semarang. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan diadakannya pelatihan urban farming oleh Dispertan.
Hernowo menyebut urban farming skala rumah tangga sudah dapat mencukupi kebutuhan pangan masing-masing keluarga. Sedangkan, urban farming yang masuk kelas usaha sudah dapat memasarkan hasil pertaniannya.
"Yang kelompok-kelompok urban farming kemarin sebenarnya untuk mendukung kampung siaga Covid-19 dalam hal ketahanan pangan. Saat ini, sudah cukup banyak urban farming berskala usaha. Justru, banyak dari anak-anak muda," tuturnya.
Dispertan akan terus mendorong generasi milenial untuk terus menggerakan budidaya pertanian dalam rangka turut berkontribusi menjaga ketahanan pangan Kota Semarang.
"Terkait anggaran urban farming, memang Dispertan tidak memiliki anggaran khusus. Hanya saja, jika masyarakat membutuhkan bantuan bibit, kami akan membantu." pungkasnya. [sth]
- Polres Purbalingga Salurkan Bansos Bagi Warga Terdampak Covid-19
- Trabas Kamtibmas Bersama Kapolda Jateng Dihelat di Magelang
- Wabup Purworejo Tanggapi Keluhan Pedagang Pasar Baledono, Ingin Optimalkan Semua Potensi