Kesesuaian keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki para lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja sangat diharapkan, dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan produktivitas tinggi untuk menjawab tantangan persaingan global.
- Tercapainya Target Vaksinasi Lansia Langkah Strategis Pengendalian Covid-19
- Mbak Rerie : Persiapkan Antisipasi Dampak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru 2022
- KSP Siap Jembatani Penguatan Kerjasama Indonesia - Iran
Baca Juga
"Diakui untuk menjalani satu profesi dengan hasil maksimal, seseorang memerlukan sejumlah keterampilan agar mampu menjalankan profesi itu dengan baik," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2).
Catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyebutkan hanya sekitar 20% lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai dengan program studi yang dipelajarinya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2022, mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,83% dari total penduduk usia kerja 208,54 juta orang. Dari jumlah pengangguran itu 14%-nya adalah lulusan jenjang diploma dan sarjana (S1).
Menurut Lestari, upaya untuk mendorong agar lulusan perguruan tinggi dapat diserap sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, memerlukan kesiapan yang matang lewat kolaborasi sejumlah pihak antar kementerian dan lembaga, serta swasta.
Rerie sapaan akrab Lestari berharap sejumlah program untuk mempersiapkan para mahasiswa memasuki dunia kerja, harus konsisten dilakukan.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong agar program praktisi mengajar digalakkan untuk menutup kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri atau dunia kerja.
Dalam jangka panjang, ujar Rerie, diperlukan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan SDM unggul dengan produktivitas tinggi di dunia kerja.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mendorong peningkatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam upaya membangun anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing.
Terpenting, tegas Rerie, para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah juga berkomitmen kuat memenuhi kecukupan gizi dan layanan kesehatan setiap anak bangsa, dalam keseharian mereka.
Rerie optimistis dengan pemenuhan gizi yang cukup sejak dini dan sistem pendidikan yang mampu menjawab tantangan dunia kerja, mewujudkan anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing di masa datang adalah sebuah keniscayaan.
- Pembukaan Wisata untuk Wisatawan Mancanegara Harus Dipersiapkan Matang
- Pembangunan Jalan Sriwijaya Ditargetkan Selesai Oktober 2021
- Konsisten Merawat Lingkungan dan Peduli Pemberdayaan UMKM, Tiga Korporasi Raih PWI Jateng Award 2022