Warga Grobogan Jawa Tengah menolak eksploitasi sumber mata air yang rencananya bakal digunakan untuk mencukupi kebutuhan air di PT Pungkook Indonesia One.
- Diskominfo Kota Semarang Bakal Pasang 8.000 Kamera CCTV Baru
- Pemblokiran Akses Jalan Ke Pertambangan Oleh Warga Dukuh Galempar Rembang
- Disperkim Targetkan Peningkatan Dua Taman Selesai Akhir Tahun
Baca Juga
Warga Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan membentangkan puluhan spanduk bertuliskan penolakan eksploitasi sumber mata air Ngesong.
Ketua RT Dusun Tambak, Marno, mengatakan mata air Ngesong merupakan induk sumber mata air yang ada di Karangasem yang berfungsi mencukupi area pemukiman, industri, dan pertanian di Karangasem.
"Kalau nanti sumber dieksploitasi, bagaimana kehidupan warga sini. Dari pengalaman eksploitasi sumber mata air Mudal tidak ada kontribusi untuk masyarakat. Bahkan, saat ini masyarakat sekitar Mudal tak bisa menggunakan sumber mata airnya, karena seluruhnya dialirkan ke pipa," terangnya, Selasa (5/3) siang.
Mereka mengatakan, meski besar mata air di Ngesong saat kemarau produksi air menipis, karena digunakan petani untuk mencukupi kebutuhan tanaman mereka.
"Meski nantinya diberikan akses untuk pertanian apa mencukupi, untuk kebutuhan industri genting bata masyarakat sini bergantung pada sumber mata air di Ngesong," imbuhnya.
Dijelaskannya, penolakan juga dilakukan oleh seluruh warga Karangasem, bahkan lebih dari 90 persen warga menolak.
"Dari 45 ketua RT di Karangasem seluruhnya menolak eksploitasi sumber mata air tersebut," ujarnya.
Salah satu pemuda Karangasem, Lusianto, menolak keras rencana eksploitasi tersebut. Menurutnya pemasangan puluhan spanduk sebagai bentuk protes warga terhadap rencana penggunaan mata air tersebut.
"Untuk jumlah spanduk yang dipasang sepanjang jalan Karangasem sebanyak 30 spanduk, termasuk di dekat sumber mata air.
Dikatakannya, Karangasem memiliki banyak sumber mata air, namun induknya sumber mata air Ngesong, jika dieksploitasi dikhawatirkan berdampak pada matinya sumber lainnya.
"Bisa jadi, mata air di Sendang Mudal kering, akibatnya warga se Kecamatan Wirosari yang saat ini menggunakan air PDAM juga tak bisa menggunakan air. Tolong dipertimbangkan," ungkapnya.
Diketahui, selain sumber mata air Ngesong digunakan untuk oleh 2600 KK untuk kebutuhan air di pemukiman. Sumber Ngesong juga dimanfaatkan warga untuk menjalankan kegiatan industri genting bata, dan mengaliri area persawahan warga.
Kepala Desa Karangasem, Kanto, mengatakan di Karangasem total warga yang memiliki industri sebanyak 2000 pengusaha.
Seluruhnya mengandalkan sumber mata air Ngesong untuk menjalankan usahanya. Selain itu, ada 1700 hektar lahan pertanian yang menggunakan sumber mata air tersebut untuk proses cocok tanam.
"Jenis area persawahan di Karangasem berbeda dengan wilayah lainnya. Sore digenangi air pagi dah kering, sehingga kebutuhan air tinggi di area pertanian Karangasem," ujarnya.
Selaku kepala desa, pihaknya sudah menyampaikan keluhan warga kepada pihak PDAM dengan melayangkan surat ke PDAM terkait penolakan eksploitasi sumber mata air Ngesong tersebut.
"Informasinya sumber akan dialirkan dengan pipa sebesar 10 dim, sehingga masyarakat setempat resah. Guna menindaklanjuti keluhan warga tentang rencana penggunaan sumber mata air Ngesong secepatnya akan kamu kumpulkan untuk agenda Musdesus," terangnya.
Dia berharap pemerintah meninjau ulang dampak eksploitasi sumber mata air tersebut, agar aktifitas industri dan pertanian warga Karangasem tidak mati.
- Cegah Kecelakaan, TNI-Polri Tambal Jalan
- Ternak Positif PMK di Batang Tembus 802 Ekor
- Bupati Batang Minta Warga Positif Covid-19 Isolasi Terpusat