Startup asal Semarang, Tumbasin membuka peluang bisnis dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari dari pasar tradisional. Layanan e commerce yang sudah beroperasi sejak April 2017 itu membuka saluran bisnis baru bagi masyarakat yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.
- Guru Besar Unnes: Harus Ada Alokasi DBH CHT Yang Adil Untuk Petani Tembakau
- Pulihkan Ekonomi dengan Terus Menggeber Pasar UMKM
- Perkokoh Sinergi Jelang Tantangan 2023, SG Gelar Evaluasi dan Penjaringan Aspirasi Program TJSL Bersama Mitra Strategis
Baca Juga
CEO Tumbasin, Bayu Mahendra Saubiq mengatakan, pengguna aktif telah mencapai ribuan sejak rilis pada April 2017 tahun lalu di Kota Semarang. Saat ini Tumbasin kembali membuka channel bisnis baru O2O (online to offline) masyarakat yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan," katanya dalam siaran persnya, Selasa (20/2).
Dia melanjutkan, channel bisnis baru yaitu O2O (online to offline) tersebut akan melayani satu hingga dua RT di sekitar tempat tinggalnya. Tentu saja akan sangat membantu baik berbelanja maupun yang menjadi agen kami," tegas Bayu.
Hingga kini, lanjut dia, sejak Tumbasin membuka pendaftaran keagenan telah mencapai 50 agen yang bersedia dan terus bertambah.
Namun untuk tahapan validasi bisnis channel baru Tumbasin ini baru mencoba ke 15 agen yang tersebar di Kota Semarang. Ke 15 agen tersebut sudah siap beroperasi 21 Februari 2018," jelasnya.
Sejak peluncuran aplikasi Tumbasin telah melayani 3.425 transaksi dengan menghubungkan pedagang pasar tradisional. Estimasi layanan memakan waktu antar 2- 3jam setelah pemesanan untuk membantu ibu- ibu yang ingin berbelanja.
- Viralnya Harga Mie Instan Rp 41 Ribu, Ita Minta Masyarakat Langsung Lapor Kanal Pengaduan
- Bupati Demak Minta Perusahaan Menyerap Pekerja Warga Setempat
- Jateng Mulai Panen Raya, Pj Gubernur: Tambah Stok Beras dan Stabilkan Harga