Seorang turis asal Kanada yang pernah mencuri artefak kuno dari situs Kota Pompeii di Italia 15 tahun yang lalu telah mengembalikan benda yang dia curi tersebut.
- Mantan Anggota ISI Kini Jadi Fashion Influencer
- Korea Selatan Desak Warga untuk Tes Covid-19 Usai Liburan Chuseok
- Kejutan Malaysia: Media Sosial Dianggap Setara Dengan Penyedia Jasa Komunikasi
Baca Juga
Seorang turis asal Kanada yang pernah mencuri artefak kuno dari situs Kota Pompeii di Italia 15 tahun yang lalu telah mengembalikan benda yang dia curi tersebut.
Dia mengklaim bahwa benda-benda itu telah dikutuk sehingga dia dan keluarganya terus ditimpa kesialan, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Dengan penuh sesal, wanita berusia 36 tahun yang mengaku bernama Nicole mengirimkan pecahan ubin mosaik yang dicurinya ke agen perjalanan di Italia yang mengatur kunjungannya ke negara itu.
Nicole mengunjungi Pompeii pada tahun 2005, di mana dia dengan sengaja mencuri sebuah artefak sebagai bagian dari perjalanan ke Italia.
Dalam surat yang menyertai paket tersebut, yang dilihat oleh The Telegraph, Nicole menjelaskan bahwa sejak membawa pulang artefak tersebut, dia dan keluarganya mengalami kesialan karena energi negatif yang terkait dengan situs tersebut.
Salah satu peristiwa yang dia rasakan sejak mencuri artefak itu adalah kenyataan bahwa dia telah dua kali berjuang melawan kanker payudara sejak perjalanannya.
Kami orang baik. Saya hanya ingin menghilangkan kutukan ini dari saya dan keluarga saya," tulisnya, seperti dikutip dari 9News, Senin (12/10).
Tolong ambil artefak ini kembali, jadi saya bisa melakukan hal yang benar dan memperbaiki kesalahan yang telah saya buat," lanjut Nicole dalam suratnya.
Saat ini agen perjalanan telah menyerahkan artefak tersebut ke polisi setempat. Pompeii adalah sebuah kota di wilayah Campania di Italia, adalah salah satu tempat wisata tersibuk di luar Roma.
Pada tahun 79 M, kota itu terkubur di bawah enam meter abu vulkanik setelah Gunung Vesuvius yang berdiri di dekatnya meletus. Diperkirakan setidaknya 1200 orang tewas akibat letusan tersebut, kerangka mereka terawetkan dengan sempurna karena sifat pembalseman dari abu.
Saat ini reruntuhan kota tersebut diklasifikasikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, dan dikunjungi oleh sekitar 2,5 juta orang (sebelum pembatasan pandemi).
- Bupati Purbalingga Salurkan Bantuan Korban Angin Ribut
- Erdogan Tak Terima Militer Turki Disebut Gunakan Senjata Kimia
- Menlu Retno Bahas Kesenjangan Vaksin Yang Sangat Besar