Turki Didesak Tak Ganggu Gencatan Senjata Armenia-Azerbaijan

Rusia dan Amerika Serikat mendesak Turki untuk membantu membawa Azerbaijan dan Armenia ke meja negosiasi terkait konflik Nagorno-Karabakh/Net


Rusia dan Amerika Serikat mendesak Turki untuk membantu membawa Azerbaijan dan Armenia ke meja negosiasi terkait konflik Nagorno-Karabakh/Net

Pengaruh Turki dalam konflik Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan tampaknya sangat diakui oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Dua negara tersebut mendesak agar Ankara untuk tidak menganggu gencatan senjata kemanusiaan ketiga yang telah disepakati. Alih-alih, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu harus membantu membawa Armenia dan Azerbaijan ke meja untuk negosiasi.

Dimuat RIA Novosti pada Senin (26/10), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membujuk Turki untuk menggunakan pengaruhnya guna menyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh.

"Kami membujuk kolega kami, Turki, untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mendukung, memanfaatkan jalur (negosiasi)," kata Lavrov.

Pada hari yang sama, anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Adam Schiff juga mendesak Erdogan untuk mengakhiri perang di Nagorno-Karabakh.

"Kemarin saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan tentang upaya mengamankan gencatan senjata. AS harus terus menekan (Presiden Armenia Ilham) Aliyev dan Erdogan untuk mengakhiri perang ini," cuit Schiff dalam akun Twitter-nya.

Pada Minggu (25/10), Armenia dan Azerbaijan mencapai kesepakatan gencatan senjata ketiga yang ditengahi oleh AS di Washington. Gencatan senjata berlaku mulai Senin pukul 8 pagi waktu setempat.

Namun 45 menit setelah diberlakukan, jurubicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan mengungkap militer Azerbaijan meluncurkan serangan artileri ke Nagorno-Karabakh.

"Sangat melanggar perjanjian gencatan senjata yang dicapai di AS, mulai dari pukul 8.45 pagi hari ini angkatan bersenjata Azerbaijan melepaskan tembakan artileri ke posisi Tentara Pertahanan Artsakh di arah timur laut," kata Stepanyan dalam sebuah pernyataan.

Sebelum gencatan senjata yang ditengahi oleh AS, Armenia dan Azerbaijan juga telah mencapai dua kali gencatan senjata yang difasilitasi oleh Rusia.