Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah melonggarkan penguncian secara bertahap.
- Inggris Minta Warganya Menjauh dari Bandara Kabul
- Elon Musk Tantang Vladimir Putin Bertarung Tunggal
- Utusan Khusus ASEAN Untuk Mynamar Minta Akses Penuh Ketika Berkunjung
Baca Juga
Masjid-masjid di Uni Emirat Arab (UEA) dapat dibuka kembali untuk ibadah salat jamaah namun hanya dengan kapasias 50% saja, mulai hari ini, Senin (3/8).
Sejak Maret, semua tempat ibadah ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19 dikutip dari Kantor Berita RMOL Pada 1 Juli, pemerintah mengijinkan masjid dibuka namun hanya dengan kapasitas 30 persen. Mulai senin hari ini, kapasitas dinaikannya menjadi 50%, tetapi salat Jumat tetap ditiadakan, Senin (3/8).
Periode antara panggilan untuk shalat dan dimulainya shalat juga akan diperpanjang menjadi 10 menit, kecuali untuk shalat Maghrib, yang akan menjadi lima menit. Langkah ini dimaksudkan untuk membatasi kemungkinan kontak antara jamaah dan menghindari bersosialisasi sebelum atau sesudahnya.
Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf (Awqaf) menerapkan aturan pada jamaah harus menjaga jarak sekitar dua meter dari satu sama lain. Jamaah juga harus berwudhu dari rumah sebelum berangkat ke masjid sehingga tidak ada antrean di tempat pengembilan wudhu. Meliputi menggunakan masker dan tidak boleh saling bersalaman atau menyapa dari dekat.
Sajadah dan Quran harus dibawa dari rumah masing-masing. Pemerintah telah mewajibkan semua warga menguduh aplikasi Al Hosn, yaitu aplikasi pelacakan dan pengujian pemerintah, dan menghindari menyentuh permukaan dan pegangan pintu. Awqaf meminta jamaah yang lebih tua, anak-anak dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasari untuk terus berdoa di rumah.
Pada 20 Juli, ruang sholat di pusat perbelanjaan dan menara komersial di seluruh UEA diizinkan untuk beroperasi lagi. Tempat ibadah ditutup selama berbulan-bulan sebagai bagian dari pembatasan yang diberlakukan oleh pihak berwenang untuk memerangi penyebaran Covid-19.
- AS Nilai Putin Sebagai Preman Pengganggu Ketertiban dan Hancurkan Demokrasi
- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Tidak Melarikan Diri
- Asosiasi Industri Kayu Kota Hita Lebih Pilih Orang Indonesia Tutupi Kekurangan Tenaga Kerja