Sebuah bonsai berukiran wajah manusia, burung hingga ikan terpajang di halaman rumah Totok Haryanto (50), warga desa Kemiri Barat, kecamatan Subah.
- Konsumen Diajak Bangun Green Library Demi Tingkatkan Literasi Membaca
- Industri Parfum Lokal Makin Berkibar melalui Pemasaran Digital
- Citroën Resmikan Experience Center Setiabudi Semarang
Baca Juga
Bonsai itu adalah bonsai kelapa miliknya yang sengaja ia ukir agar ada yang unik.
"Saya memang hobi tanaman dan bikin bonsai lain, tapi jadi penasaran pas ada bonsai kelapa. Kebetulan di kebun saya ada kelapa," kata Totok, sapaan akrabnya di rumahnya, Selasa (17/8).
Tidak hanya ingin sekadar membonsai kelapa, ia punya ide mengukir tunasnya seperti patung.
Bermodalkan cutter, ia pun mengukir tunas kelapa menjadi beragam bentuk. Ada yang jadi burung, ikan, wajah manusia dan lain sebagainya.
Tangan Totok memang tangan seorang seniman. Selain menjadi guru madrasah, ia juga membuat kerajinan patung dari kelapa gabuk.
"Ya kebetulan saya bisa mengukir kelapa, jadi mengapa tidak coba sekalian," katanya pakai bahasa jawa.
Totok mulai membuat karyanya dua tahun lalu karena hobi.
Lalu, ada orang yang kebetulan lewat rumahnya tertarik dan membujukinya untuk menjual salah satu bonsai kelapanya.
"Karena ingin banget, saya lepas saja. Setelah itu ya bikin saja kalau pas ada tunas kelapa, tidak ada target khusus untuk dijual. Mengalir saja," katanya.
Totok menjual bonsainya saat ini antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu. Tapi seiring bertambahnya usia bonsai, harga jual bisa meningkat.
"Karena bonsai umur dua tahun itu itungannya masih muda, matengnya atau pas bagus-bagusnya itu kalau sudah umur empat tahun hingga lima tahun," katanya.
- BPJS Perkuat Kader Norma Ketenagakerjaan di Kabupaten Batang
- Bupati Batang Usulkan Perbaikan Infrastruktur dan Transportasi
- Bupati Batang Usulkan Tiga Program Sukseskan Ketahanan Pangan