Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo kembali menambah tiga Guru Besar. Mereka adalah Prof. Ir Winny Astuti, Guru Besar ke-12 di FT dan ke 216 di UNS.
- Pelantikan Pengurus Pramuka Peduli Kwarran Pituruh Purworejo
- Siswa dan Kepala Sekolah SD Muh 1 Solo Raih Medali Emas dan Perak di Ajang OMBN 2025
- Peran Program Guru Penggerak Ciptakan Pembelajaran di Sekolah Menyenangkan
Baca Juga
Kedua adalah Prof. Dr. Eng. Agus Purwanto, Guru Besar ke-13 FT, dan ke-217 untuk UNS. Terakhir Prof. Dr. Asrowi, Guru Besar ke 64 FKIP dan ke 218 bagi UNS.
Prof Winny, merupakan Guru Besar di bidang Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota mengembangkan satu model terkait CHBD sebagai upaya pengentasan kemiskinan.
Dengan konsep Model Pemberdayaan. Masyarakat Pemukiman Kumuh sebagai upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang berkelanjutan (PMPKB).
"Hasilnya, model yang dikembangkan di Jayengan mampu mengembangkan potensi lokal pariwisata budaya, kuliner, ekonomi. Dan menjadikan Jayengan menjadi kampung Wisata berbasis industri kreatif pertama," paparnya kepada media, Selasa (25/2) siang.
Sementara itu Prof. Agus dalam pidatonya akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Baterai: Sumber Energi Inovasi Masa Depan.
Bahwa peralihan mode transportasi dari bahan bakar fosil ke listrik menjadi solusi untuk masalah polusi karena kendaraan dan mengurangi beban impor BBM.
Dalam jangka panjang, teknologi dengan tingkat polusi yang minimal sangat mendukung kehidupan bumi yang berkelanjutan.
"Baterai akan menjadi sumber energi pada semua inovasi berbasis elektrik yang akan membentuk masa depan kita," ujar Prof. Agus.
Yang terakhir Prof Asrowi, akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Konseling Spiritual Sebagai Alternatif Penguatan Karakter Era 5.0 di Bidang Pendidikan.
Menurutnya kemajuan ilmu dan Teknologi era 4.0 dan era Society 5.0 harus dibarengi kekuatan spiritual keagamaan agar kehidupan tidak terpisah dengan nilai karakter
Artinya, dampaknya era Society 5.0 saat ini semakin keras. Orang semakin malas, depresi semakin tinggi karena tidak bisa mengikuti perkembangan era Society 5.0 saat ini.
Dan Konseling Spiritual untuk membantu dan menghidupkan mengembalikan krisis religius, melatih kepekaan batin dan iman seseorang menuju karakter yang sehat serta perilaku yang aman.
"Keberadaan Spiritual Konseling bisa untuk menata masa depan hidupnya supaya mempunyai arti, baik dunia dan akhirat," pungkasnya.
- Peran Program Guru Penggerak Ciptakan Pembelajaran di Sekolah Menyenangkan
- Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Jadi Rujukan Siswa Praktik Olah Sampah
- Pemkot Semarang Kucurkan Rp 27 Miliar untuk Beasiswa Murid Berprestasi