Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) Jadi Rujukan Siswa Praktik Olah Sampah

Para Siswa SMAN I Kudus Diajari Membuat Kompos Dan Ekoenzim Oleh Dosen Fakultas UMK Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJawaTengah
Para Siswa SMAN I Kudus Diajari Membuat Kompos Dan Ekoenzim Oleh Dosen Fakultas UMK Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJawaTengah

Sejumlah siswa kelas X SMAN 1 Kudus menimba ilmu pengolahan sampah, khususnya sampah organik di Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus (UMK). Pembelajaran luar kelas ini adalah bagian penerapan Kurikulum Merdeka dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Dalam kegiatan di laboratorium Fakultas Pertanian UMK itu, para siswa diajari membuat kompos dan ekoenzim selama dua hari yakni Rabu (24/04) hingga Kamis (25/04). Usai pelatihan, diharapkan mereka mempraktikkan sendiri di rumah serta mendapatkan ilmu bermanfaat.

Dekan Fakultas Pertanian UMK, Ir. Veronica Krestiani mengatakan selama ini SMAN 1 Kudus dan Fakultas Pertanian UMK sudah terjalin kerjasama.

“Karena itu, Fakultas Pertanian setempat terbuka jika ada siswa SMAN 1 Kudus yang ingin praktik,” ujar Veronica Krestiani, Kamis (25/04).

Dalam kesempatan itu, Kepala Laboratorium Fakultas Pertanian UMK, Heny Alpandari menambahkan, materi yang diberikan dalam pengolahan sampah yakni praktik langsung di rumah kompos.

“Kami berikan materi pengolahan sampah organik yang kering berupa kompos. Selain itu, materi pengolahan sampah organic namun masih dalam bentuk segar yakni berupa ekoenzim,” terangnya.

Sementara itu, Hizka Simatupang selaku guru pembimbing SMAN 1 Kudus mengaku, pelatihan kali ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka dari rangkaian project P5.

Menurut Hizka, para siswa mendapatkan tujuh kali project selama belajar di SMAN I Kudus. Dalam project yang dilakukan di kelas X, yakni kewirausahaan yang dilaksanakan di sekolah. Project keduanya berupa kearifan local.

“Project ketiga ini gaya hidup berkelanjutan, salah satunya pengolahan sampah, agar memberikan kesadaran bagi siswa untuk tidak membuang sampah dengan tidak bertanggungjawab,” urainya.

Hizka menegaskan memilih Fakultas Pertanian UMK, karena kampus swasta terbesar di Pantura Timur ini memiliki akreditasi baik. Selain itu,  memiliki Fakultas Pertanian yang concern mengolah sampah.