Upayakan Tekan Konsumsi Minyak, Pemprov Jateng Wacanakan Transportasi Umum Bus Listrik

Menyadari kebutuhan konsumsi dan impor migas Indonesia saat ini masih tinggi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melakukan penjajakan potensi kerja sama bus listrik sebagai transportasi publik dengan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).


Hal itu mendorong Indonesia untuk beralih dari penggunaan energi fosil dan mengeksplorasi energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya penggunaan kendaraan listrik.

Gubernur Ganjar Pranowo menyambut baik penjajakan potensi kerja sama bus listrik tersebut. Pihaknya mengungkapkan, memiliki mimpi moda transportasi publik di Jawa Tengah adalah moda transportasi listrik.

Namun gagasan itu, perlu dikaji secara mendalam. Oleh sebab itu, gubernur membutuhkan pendapat dari pakar multidisiplin untuk menentukan kelayakan bus listrik sebelum benar-benar beroperasi.

"Kita akan kaji lebih dulu. Saya biasanya pakai opini ilmuwan, baik dari aspek transportasi, ekonomi, maupun lingkungan agar nantinya kerja sama ini betul-betul firm. Setidaknya semua orang mengatakan ini ok," ujarnya.

Ganjar juga menunjuk Kepala Dinas Perhubungan Jateng  Satriyo Hidayat sebagai Person in Charge (PIC) untuk menindaklanjuti penjajakan potensi kerja sama bus listrik tersebut.

Sementara itu, President Director & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk Bobby Gafur Umar, menerangkan, Indonesia saat ini impor minyak 820 ribu barel (per hari). Kebutuhan nasional 1.6 juta (barel per hari).

Produksi kita 780 ribu (barel per hari). Produksi ini akan turun terus karena dua tahun terakhir hampir tidak ada penambangan stok baru. Sementara, konsumsi akan naik dan harga minyak sendiri juga naik," jelas dia.

Bobby menambahkan, bus listrik menjadi salah satu kendaraan masa depan yang akan membantu mengatasi permasalahan polusi udara di kota-kota besar.

Pihaknya menjelaskan, salah satu unit usaha PT Bakrie & Brothers Tbk Bobby, yaitu PT Bakrie Autoparts menjalin kemitraan dengan produsen bus listrik terkemuka di Tiongkok bernama "Build Your Dreams" (BYD) yang berdiri sejak 1995 silam. BYD memiliki 22 kawasan industri di dunia dan mempekerjakan hampir 180 ribu karyawan.

"Kita bekerja sama dengan perusahaan bus listrik terbesar di China bernama BYD. Teknologinya maju sekali. Ketika charge bus 2,5 jam itu bisa untuk menempuh jarak sekitar 250 kilometer," pungkas dia.