Keberadaan varian virus corona B117 yang terdeteksi sudah mulai masuk ke Indonesia harus jadi perhatian serius pemerintah. Sehingga penyebarannya bisa diantisipasi sejak dini.
- Wali Kota Hendi Luncurkan 20 Sepeda Motor Ambulan Hebat
- Waspada, Dinkes Batang Temukan BTP Berbahaya di Makanan Olahan
- Kejar Level 1, DKK Semarang Fokus Tangani 3T
Baca Juga
Keberadaan varian virus corona B117 yang terdeteksi sudah mulai masuk ke Indonesia harus jadi perhatian serius pemerintah. Sehingga penyebarannya bisa diantisipasi sejak dini.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr Tri Yunis Miko Wahyono, menilai masyarakat juga harus mengetahui di mana saja kasus mutasi virus itu ditemukan.
Sehingga masyarakat bisa lebih mewaspadai penyebaran virus baru dan melakukan antisipasi dampak negatif dari virus tersebut.
"Kan cuma dua kasus. Pemerintah harus memberitahu supaya hati-hati," kata Tri Yunis lewat keterangannya, Kamis (4/3), seperti dikutip Kantor Berita RMOL.
Menurutnya, pemerintah harus segera mengisolasi warga yang terkena mutasi virus itu, kemudian melakukan tracing terhadap kontak erat dalam kasus tersebut. Semua orang yang sempat berhubungan dengan dua pasien tersebut harus diperiksa.
Ditambahkan Tri Yunis, pemeriksaan genetik juga penting. Kalau sudah dianggap menyebar, segera lakukan pembatasan sosial terhadap masyarakat di sekitar itu.
Namun demikian, Tri Yunis meminta masyarakat tidak perlu panik secara berlebihan.
"Masyarakat jangan terburu-buru panik. Tunggu hasil investigasi kasus oleh pemerintah,†tegasnya.
Sementara itu, epidemiolog Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, dr Riris Andono Ahmad, juga mengatakan masyarakat harus merespons mutasi virus corona dengan pengetatan protokol kesehatan.
"Tetap melakukan 5M dengan konsisten,†imbuh Riris.
Pada Selasa kemarin (2/3) Kemenkes mengumumkan dua kasus varian baru corona B117 di Indonesia. Virus corona asal Inggris tersebut diketahui setelah dua pekerja migran Indonesia pulang dari Arab Saudi Arabia akhir Januari lalu.
Kasus pertama, M, warga Kecamatan Lemah Abang, mendarat di Bandara Soetta pada 28 Januari 2021. Sementara kasus kedua, A, asal Kecamatan Pedes, mendarat pada 31 Januari 2021.
Keduanya diketahui positif Covid-19 ketika menjalani tes swab PCR di Bandara Soekarno Hatta. Mereka pun menjalani isolasi di Jakarta dan kini telah dinyatakan negatif. [sth]
- Jadi Tulang Punggung JKN-KIS, Peran FKTP Harus Optimal
- Wakil Ketua DPRD Jateng Apresiasi Langkah Semua Pihak Upayakan Percepatan Vaksinasi Di Jawa Tengah
- Terpilih, Empat FKTP Paling Berkomitmen Dalam Program JKN