Wali kota Semarang Hendrar Prihadi terus bergerak cepat dalam mengatasi tingginya angka BOR (Bed Occupancy Rate) dan menekan penyebaran Covid-19.
- Wali Kota Semarang Beri Penghargaan Instansi Bantu Tangani Covid-19
- Pemkot Perlu Dukungan Banyak Pihak untuk Tekan Angka Stunting di Semarang
- Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Cegah Pekerja Jadi Miskin
Baca Juga
Selain pengetatan kembali aturan PKM di wilayahnya, kini pihaknya menjalin kerja sama dengan UIN Walisongo, UNIMUS dan Yayasan Mentari Harapan Bangsa untuk menyediakan tambahan rumah karantina dan juga sentra vaksinasi.
"Selain penanganan dari sisi medis, kita yang lagi repot hari ini soal tempat tidur. Orang sakit tiba-tiba sedemikian banyak, kapasitas rumah sakit sudah kita tingkatkan tapi selalu overload," keluh Hendi, sapaan akrab wali kota saat melakukan penandatanganan MoU di UIN Walisongo, Selasa (22/6).
Pihaknya pun lantas mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang meminjamkan fasilitasnya untuk dijadikan ruang perawatan pasien Covid-19.
"Di saat yang genting seperti ini 390 tempat tidur ini adalah sebuah keberkahan buat warga Semarang khususnya kami Pemerintah kota Semarang," ujarnya.
Sebanyak 390 tempat tidur tersebut terdiri dari 200 tempat tidur di asrama mahasiswa UIN Walisongo, Ngaliyan. Termasuk aula UIN yang menjadi sentra vaksinasi Kota Semarang bagi warga yang berdomisili di wilayah barat.
Kemudian sebanyak 90 tempat tidur di wilayah Wonolopo, Mijen, tepatnya di Gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Semarang. Selain itu, Yayasan Mentari Harapan Bangsa yang menyediakan gedung Miracle Healing Center (MHC) di kawasan Marina dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Menurut Hendi, dengan penambahan tiga lokasi tersebut melengkapi jumlah penambahan tempat tidur yang sebelumnya telah dilakukan oleh RSDC atau Rumah Sakit Darurat Covid sebanyak 106 kamar dengan 12 ICU, serta penambahan 100 tempat di Balai Diklat Ketileng.
"Total ada tambahan sekitar 600 tempat tidur dalam seminggu ini," imbuh Hendi.
Dirinya berharap dengan penambahan ini dapat mengatasi persoalan tingginya presentase BOR dan kekurangan tempat tidur yang ada di kota Semarang.
"Saya juga titip pesan kepada tokoh yang rawuh di sini agar bisa memberikan edukasi kepada keluarga dan masyarakat bahwa pandemi ini belum usai, bahkan semakin berat. Sehingga perlu adanya edukasi bersama dan menyadarkan kembali tentang protokol kesehatan dalam setiap aktivitas warga Semarang," tandasnya.
Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan bersama antara Wali Kota Semarang, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag, Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd dan Ketua Yayasan Mentari Harapan Bangsa, Timotius Tanutama.
- Pemkot Tegal Luncurkan Genting
- Edukasi dan Sosialisasi Anemia untuk Tangani Stunting
- Pelayanan Labkesda Kota Semarang Bisa Diakses Melalui Online