Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta kepada pihak sekolah untuk tidak mewajibkan kepada orang tua siswa membeli seragam di sekolah.
- 30 Gen Z Dikukuhkan Sebagai Paskibraka Demak 2024
- Ini Tanggapan HEY Atas Somasi 9 Eks Pelajar Salatiga yang Tak Kunjung Diberangkatkan ke Jerman
- Briton English Education Cambridge University Jajaki Kerjasama Peningkatan Kompetensi Bahasa Inggris
Baca Juga
Hal ini ditekankan Hendi, sapaan akrabnya, yang mendapatkan informasi ada beberapa pihak sekolah yang membanderol harga seragam sekolah hingga Rp 1,5 juta dan dibeli di sekolah tersebut.
Dengan harga tersebut, siswa akan mendapat seragam putih biru, seragam batik, seragam pramuka dan seragam olahraga.
"Saya sering sampaikan bahwa sekolah harus memberikan prioritas bagi adik-adik dari golongan tidak mampu," kata Hendi, Selasa (26/7).
Oleh karena itu, Hendi meminta kepada pihak sekolah untuk tidak mewajibkan pembelian seragam di sekolah. Pasalnya tidak semua orang tua siswa masuk dalam golongan mampu secara ekonomi.
"Nggak usah lah wajib beli segaram. Sekarang kalau nggak mampu bagaimana," ungkapnya.
Ia bahkan menyampaikan sekolah seharusnya justru bisa mencari bantuan untuk siswa yang kurang mampu tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa kurang mampu tetap bisa memiliki seragam layaknya anak dari keluarga mampu.
"Dari pada mewajibkan, harusnya mencari bantuan bagi mereka yang tidak mampu agar punya segaram," tuturnya.
Hendi menekankan bahwa pendidikan adalah bagaimana siswa bisa memiliki prestasi dengan baik di sekolah bukan dari seragam sekolahnya, bukan untuk membebani orang tua dengan harus membeli seragam di sekolah.
"Intinya adalah prestasi, jadi tidak usah memaksa," tandasnya.
- Terdampak Proyek Tol, Puluhan Siswa SD di Demak Belajar di Luar Kelas dan Beralas Tikar
- Transformasi IPDN Menuju World Class University
- Dinas Pendidikan Kota Semarang Klaim Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah Sudah Sesuai Prosedur