Warga Kalongan, Grobogan, Jawa Tengah tak dapat dikendalikan saat mereka berebut gunungan berisi buah dan sayuran. Tarik menarik hasil bumi itu pun menyebabkan simbol kemakmuran ambruk di tengah warga.
- LPG Langka, Polda Jateng Waspada Penyalahgunaan Di Seluruh Kabupaten Dan Kota
- KAI Belum Perbaiki Lagi Jalur Rel Jakarta Surabaya Di Gubug
- Jalur Jakarta-Surabaya Selesai Perbaikan, Tapi KAI Terapkan Kembali Pengalihan Rute
Baca Juga
Itu, merupakan salah satu kemeriahan budaya sedekah bumi yang digelar di Punden Mbah Djumukul, lebih dikenal Mbah Gunting, Kalongan, Purwodadi Grobogan, Jumat (24/5) sore.
Sebelum berebut gunungan, mereka terlebih dulu melakukan kirab, dengan rute awal batas Kelurahan Kalongan menuju Punden Mbah Gunting disertai iringan marching band.
Dalam kirab tersebut, Kepala Kelurahan Kalongan Tutut Purwaningsih bersama pejabat kelurahan lainnya naik delman diarak rombongan dengan membawa gunungan hasil bumi menuju rute yang telah ditentukan.
Dalam perjalanan menuju punden, warga tampak berjajar di sepanjang jalan menyaksikan arak-arakan, serta mengabadikan moment.
Sesampainya di punden keramat itu, para penari pun menampilkan Tari Gambyong sebagai penyambutan para pejabat kelurahan dilanjutkan atraksi marching band.
Tahlil serta doa pun dikumandangkan, berharap masyarakat Kalongan selalu mendapatkan limpahan rejeki, keberkahan, serta keselamatan dari Tuhan Maha Esa.
Usai doa dilantunkan gunungan hasil bumi yang telah diarak menuju punden Mbah Gunting, langsung diserbu oleh para pemuda dan anak-anak.
Meski panitia sempat meminta rebutan gunungan dilakukan setelah makan bersama, namun warga tak bisa dikendalikan. Mereka langsung menghabiskan isi gunungan untuk dibawa dan dibagikan kepada masyarakat lainnya.
Kepala Kelurahan Kalongan Tutut Purwaningsih mengatakan, sedekah bumi merupakan bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Sang Maha Pencipta.
"Melalui kegiatan sedekah bumi, masyarakat dapat berdoa bersama meminta perlindungan dan keselamatan dari mata bahaya. Selain itu, meningkatkan kerukunan serta gotong-royong di dalam bermasyarakat," terangnya.
Ia berpesan, agar selalu menjaga silaturahmi kepada sesama, serta melestarikan budaya agar tidaj dilupakan anak cucu nantinya.
- Makna Spiritual Malam Selikuran Di Keraton Surakarta, Kirab Dan Syukuran Tumpeng
- LPG Langka, Polda Jateng Waspada Penyalahgunaan Di Seluruh Kabupaten Dan Kota
- KAI Belum Perbaiki Lagi Jalur Rel Jakarta Surabaya Di Gubug