Warga Terdampak PT RUM Curhat Ke DLH Sukoharjo

Mengaku tidak tahu mengadu pada siapa lagi, puluhan warga terdampak bau limbah PT RUM berkeluh kesah ke kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Rabu (13/11).


"Baunya datang kalau pagi sekitar jam 06.00, jadi bangun tidur langsung bau gak enak menyengat, lalu jam 09.00 juga muncul bau lagi, membuat tenggorokan kering dan mual pusing," kata Nanda Bagus Utomo warga dusun Pangtelu, desa Kedung Winong, Nguter.

Warga yang ikut mengadu merupakan perwakilan warga dari Gupit, Plesan, Pengkol, Celep, dan Kedungwinong di Kecamatan Nguter.

Warga mengaku resah masih merasakan bau limbah yang menyengat dari pabril rayon itu, meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo telah menerbitkan surat peringatan yang ditanda tangani Sekda Sukoharjo, Agus Santosa.

Herman warga Desa Gupit, menambahkan, selain bau yang menyengat, dia juga sering melihat sungai di Desanya berubah warna.

Sungai Gupit itu merupakan anak sungai yang bermuara ke Bengawan Solo, yang dijadikan jalur pembuangan limbah cair milik PT Rum.

"Setiap jam 03.00 wib, warnanya berubah, kadang hitam, kuning, hijau, padahal disana suda ada pipanya," imbuhbya.

Sumardi warga Gupit, mendiskripsikan, bau limbah PT Rum seperti sapiteng, kadang-kadang seperti kopi, dan pernah seperti bau pemutih pakaian.

Dia berharap segera ada upaya dari pemerintah mengenai permasalahan ini.

"Saya harap Pemerintah segera melakukan tindakan tegas, jangan sampai kita mengadu kesini terus karena tidak ada upaya," harapnya.

Kepala DLH Sukoharjo, Agustinus menerima aduan dari masyarakat tersebut, dan berjanji akan segera menindak lanjuti.

"Kita sudah menindaklanjuti hasil penelitian dan menunggu hasil laborat. Lalu akan ditindaklanjuti sesuai SOP, dilaporkan pada Sekda juga untuk keputusan lebih lanjut," kata Agustinus.