- Realisasi Investasi Batang Triwulan I 2025, Nilainya Turun Jadi Rp1,63 Triliun
- Bank Jateng Komitmen Dukung Program 3 Juta Rumah Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Dan Pekerja Informal
- Bank Jateng Raih Peringkat Pertama Dalam Survei Layanan Prima BPD 2025
Baca Juga
Sebagai upaya untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian di desa, Presiden Prabowo merencanakan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menyampaikan bahwa peluncuran perdana Kopdes rencananya dilakukan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional.
Selain itu, Budi menjelaskan total anggaran yang disiapkan untuk program ini. “Rencananya, pemerintah akan membentuk 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes). Untuk setiap koperasi disediakan Rp5 miliar. Jika dikalikan 80.000 (koperasi -red) maka totalnya mencapai Rp400 triliun,” rincinya.
Menanggapi rencana pemerintah pusat tersebut, Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno menyampaikan bahwa pembentukan kopdes akan dilakukan secara bertahap. Jadi tidak akan dilakukan secara serentak untuk seluruh desa/ kelurahan yang ada di kabupaten Wonogiri di tahun ini.
“Akan tetapi, implementasinya akan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing desa,” ujar Setyo, Rabu (16/04).
Semula pemerintah kabupaten (pemkab) Wonogiri berencana mengembangkan gabungan kelompok tani (Gapoktan) sebagai cikal bakal kopdes. Namun kemudian, pemkab merumuskan tiga metode yaitu membentuk koperasi baru, pengembangan yang sudah ada dan revitalisasi koperasi yang mati suri.
Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Koperasi (Menkop) No 1/2025 Tentang Tatacara Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, yang menyebutkan metode pembentukan dan unit usaha yang dilakukan.
SE Menkop yang menjadi perpanjangan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes) Merah Putih ini juga menjelaskan adanya tujuh unit bisnis yang nantinya dikelola kopdes, yaitu kantor koperasi, kios sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan desa/ kelurahan, apotik desa/ kelurahan, pergudangan/ cold storage dan logistik.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Sriyono menyoroti pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang trampil untuk mengelola kopdes secara profesional. “Menjadi pertimbangan utama bagi Pemkab untuk menyediakan tenaga trampil. Langkah selanjutnya, melakukan pelatihan dan bimbingan bagi SDM yang akan mengelola kopdes,” tegasnya.
Sriyono juga menyatakan kurang setuju terhadap rencana optimalisasi gapoktan menjadi kopdes, mengingat ruang bisnis kopdes yang lebih luas. “Harus dipertimbangkan kemampuan SDM di gapoktan, karena nantinya tidak hanya mengelola usaha pertanian. Jika ada yang memenuhi syarat silahkan, jika tidak sebaiknya membangun sesuatu yang baru,” imbuhnya.
Selanjutnya, Sriyono berpesan agar proses pendirian koperasi harus mengutamakan kepentingan kolektif. “Harus kita bangun dengan semangat kebersamaan,” harapnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Puh Pelem, Wonogiri, Naning, menyatakan dirinya siap melaksanakan setiap regulasi yang ditetapkan pemerintah. “Tapi perihal Kopdes ini masih belum jelas, terutama sumber pendanaannya,” ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (17/04).
Lebih lanjut, Kepala Desa Wanita termuda, di Wonogiri ini menyampaikan bahwa sosialisasi perdana baru akan dilaksanakan pada Senin (21/04) mendatang.
- Ole Starter Dan Marselino Di Laga Pamungkas Oxford United Di EFL Championships
- Tegal Education Run 5K Bagi Motivasi Masyarakat Hidup Sehat
- Innalillahi, Satu Jemaah Haji Asal Banjarnegara Wafat Saat Penerbangan Ke Tanah Suci