Workshop Di Pondok Pesantren, Pemprov Jateng Ajak Santri Cegah Stunting

Wagub Jateng Gus Yasin Isi Materi Workshop Pencegahan Stunting Di Pondok Pesantren Al-Itqon, Tlogosari, Sabtu (03/05) Ajak Para Santriwati Peduli Cegah Anemia Dan Stunting. Pemprov Jateng
Wagub Jateng Gus Yasin Isi Materi Workshop Pencegahan Stunting Di Pondok Pesantren Al-Itqon, Tlogosari, Sabtu (03/05) Ajak Para Santriwati Peduli Cegah Anemia Dan Stunting. Pemprov Jateng

Semarang - Upaya serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam hal penanganan stunting dilakukan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dengan mengajak para santri di pondok pesantren ikut terlibat. 


Gus Yasin mengingatkan para santri turut jadi agen kesehatan mencegah berbagai potensi penyakit termasuk stunting. Ancaman penyakit ini sudah sering dialami mulai usia muda, maka harus ada kewaspadaan. 

"Ada yang perlu diperhatikan tentang anemia, karena memang kebanyakan terjadinya di usia remaja, jadi banyak hal yang perlu dicegah. Maka perlu disosialisasikan ke adik-adik remaja santri," kata Taj Yasin dalam sambutannya saat jadi pemateri Workshop Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Aula Pondok Pesantren Al-Itqon Mbugen, Tlogosari Wetan, Semarang, Sabtu, (03/05).

Perlu diperhatikan, kata Wagub Gus Yasin, kondisi anemia jadi salah satu faktor yang menyebabkan stunting pada keturunan seseorang. Demi kebaikan di masa depan, berbagai penyebab anemia dan stunting sejak muda harus dihindari sehingga tidak menjadikan ancaman. 

"Kalau nggak mau, ya harus diupayakan. Sejak muda jangan sampai terkena gejalanya, harus paham apa saja risikonya, sampai penyembuhannya jika merasakan ciri-ciri hampir mirip dengan gejala anemia," kata Gus Yasin. 

Tak hanya pencegahan mandiri, Gus Yasin juga memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terlibat memberikan perhatian segala bentuk langkah antisipasi dan dukungan materiil ke pondok pesantren. 

"Ini untuk jangka panjang, untuk anak-anak Indonesia ke depan tidak ada yang stunting, sehat semua," ujarnya.

Ketua Layanan Kesehatan NU, Aris Sunandar setuju dengan langkah Wagub Jateng Gus Yasin. Selama ini, muncul kekhawatiran temuan kasus anemia di dalam pondok sudah ada, sebanyak 54 persen santriwati mengalami anemia, dan 1,8% di antaranya pernah masuk rumah sakit untuk menjalani transfusi darah.

Atas dukungan pemerintah ini, pihaknya merasa terbantu. Sehingga ada dukungan bagi fasilitas layanan Kesehatan NU dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), terus terpacu menjadi penggerak utama deteksi dini dan pencegahan di pondok. Demi mampu, Pemerintah provinsi maupun kota, diharapkan mensupport.

"Mohon dukungan dan supportnya. Di tiap ponpes nantinya akan ada detektor dini untuk anemia," ucap Aris.