Yunani berkomitmen membantu Turki dan Suriah setelah gempa besar melanda dua negara itu.
- Sejumlah Kota Di China Terendam Air Karena Hujan Deras
- Paris Hilton, Lindsay Lohan Tukang Bohong
- Batik Indonesia akan Hiasi Museum Moskow Sebulan Penuh
Baca Juga
Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan, Athena perlu mengesampingkan ketegangannya dengan Ankara di masa-masa sulit ini dan mengirimkan bantuan apa pun yang dibutuhkan tetangganya.
"Yunani dan Turki adalah tetangga yang perlu saling membantu melewati masa-masa sulit. Ini bukan pertama kalinya gempa bumi melanda Turki maupun Yunani," katanya, menambahkan bahwa itu sebabnya Yunani sangat paham bagaimana sulitnya situasi tersebut.
"Ini adalah waktu untuk sementara mengesampingkan perbedaan kita dan mencoba mengatasi situasi yang sangat mendesak," lanjutnya.
Membantu Turki, walau hubungan mereka sangat tegang, itu sudah dilakukan. Namun, membantu Suriah yang saat ini sedang dilanda konflik, membuat upaya yang sama menjadi lebih rumit.
Suriah tengah bergelut dengan perang saudara di negara itu. Saat ini, beberapa bagian Suriah barat laut, termasuk Idlib, masih dikuasai pemberontak antipemerintah .Dengan kondisi tersebut, menurut Mitsotakis, tidak ada lawan bicara resmi dan tidak ada jaminan bahwa bantuan akan sampai ke daerah yang terkena dampak.
"Pertempuran akan membuat upaya bantuan sulit dilakukan," kata Mitsotakis.
Menurutnya, penting melakukan negosiasi baik melalui PBB atau melalui Uni Eropa dengan menarik sumber daya untuk konflik Suriah.
Terkait bantuan untuk korban gempa, Mitsotakis mengakui belum berkomunikasi langsung dengan Damaskus. "Saya ingin menekankan ini: ini bukan tentang geopolitik. Ini bukan tentang mengakui rezim apa pun. Ini tentang menyelamatkan orang-orang dalam kondisi mengerikan yang sangat membutuhkan bantuan kita," tambahnya.
- Jepang, Negara Pertama Setujui Ronapreve Untuk Pengobatan Covid-19
- Dubes An Kwang Il: Delegasi Korea Utara Dalam Asian Games 2018 Terbesar Dalam Sejarah
- Ke Singapura, Retno Bawa Agenda Penanggulangan Teroris Hingga Perundingan RCEP