Jauh dari makam raja-raja di Imogiri di Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang raja Mataram ternyata dikebumikan di Kabupaten Tegal. Adalah Amangkurat I putra dari Sultan Agung Hanyokro Kusumo dikebumikan di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.
- Ponpes Sandal Akan Jadi Pesantren Berbasis Digital untuk Syiarkan Islam
- Pertahankan Warisan Sunan Muria, Warga Kudus Gelar Festival Seribu Kupat
- Peringati HBN 2024, Ribuan Warga Kota Pekalongan Flasmob Berbatik
Baca Juga
Sunan Amangkurat I meninggal di Banyumas dan dimakamkan di Tegal Arum atau sekarang disebut Desa Pesarean.
Ketua Umum Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) Ir. Irnanda Laksanawan meluangkan waktunya berziarah ke makam leluhurnya itu. Irnanda memang seorang Pangeran Mataram. Gelarnya Kanjeng Pangeran Arya (KPA).
"Seharusnya makamnya di Imogiri atau makam raja-raja Mataram, beliau memimpin selama 31 tahun dan hidup bersama rakyat, mestinya pemimpin kita seperti ini," katanya, Kamis (25/1) sore.
Ia merasa sangat terharu karena baru tahu sang eyang dimakamkan di Tegal. Irnanda menegaskan makam Amangkurat I, bukan petilasan.
KPA Irnanda lalu menceritakan sejarah Amangkurat I. Leluhurnya itu adalah seorang raja yang merakyat. Raja Mataram yang memimpin selama 31 tahun sejak tahun 1647-1677.
"Sejak umur 5 hingga 11 tahun beliau diasuh oleh Ki Lembah Manah," tuturnya, Kamis (25/1).
Ia menyebut jika ada yang menceritakan dengan versi lain adalah tidak benar. Banyak yang kurang tepat dalam buku sejarah tentang kiprah Amangkurat I.
Sultan Amangkurat I mengangkag kerabat-kerabatnya termasuk, Ki Gede Sebayu menjadi Bupati pertama di Kabupaten Tegal.
Ki Gede Sebayu adalah seorang leader, yang mengembangkan konsep ekonomi rakyat dan penyebar agama Islam. Contoh karyanya adalah membuat sistem irigasi yang membuat Tegal jadi lumbung padi, bawang, jagung dan tanaman lainnya.
"Sehingga masyarakat menjadi tahu cara bercocok tanam. Jadi sekarang, saya yakin, pemimpin di Kabupaten Tegal saya yakin melakukan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat," ucap Irnanda yang hafal silsilah serta kisah Raja Amangkurat I itu.
KPA Irnanda berharap perlu perhatian lebih pada situs sejarah itu.
"Jangan sampai generasi muda ini terlepas dari masa lalu," ujarnya.
Contohnyanegara maju seperti Jepang, Belanda, Inggris dan Cina juga ada kerajaan yang rakyatnya sangat menghormati budaya, sangat santun dan adab.
"Jadi, sangat benar pemerintah sudah mengerucut pada pola modernisasi, bahwa bangsa ini harus berubah cepat namun budaya jangan tercerabut," kata dia.
Irnanda menyebut budaya itu penting, agar semua memiliki filosofi hidup menjadi pegangan. Sebagai pengingat bahwa kita berasal dari bangsa hidup di tanah air ini.
"Orang Jawa, budaya Jawa, jangan sampai meniru budaya ala barat atau timur, sehingga perlu ditingkatkan lagi kesenian dan kebudayaannya," tuturnya.
Ia ingin makam itu perhatian pemerintah pusat. Bahkan Raja Amangkurat I menjadi salah satu pahlawan nasional karena menguasai Pulau Jawa dan melawan VOC saat itu.
"Mestinya beliau ini menjadi pahlawan nasional, karena menguasai Pulau Jawa dan melawan VOC atau Belanda, walaupun terpaksa bekerjasama agar Belanda menghormati kita, bahkan setiap tahun Belanda memberikan upeti kepada Mataram untuk kesejahteraan masyarakat saat itu," jelasnya.
"Semoga yang membaca ini yang dari jawa atau manapun memiliki local wisdom atau budaya lokal yang harus dihormati dan ditingkatkan supaya bansa ini menjadi bangsa yang adiluhung lagi," katanya.
Ia menegaskan, Nusantara adalah bangsa hebat sejak dulu. Buktinya bisa membangun candi Borobudur, Prambanan dan lain-lain tanpa campur tangan bangsa lain.
"Bangsa ini adalah bangsa yang hebat dari dulu, jadi jangan rendah hati, teknologi kita harus maju agar bisa membuat kereta cepat, jalan tol dan jembatan. Ini yang akan menjadi kekuatan bangsa," tandasnya.
Menjadi bangsa maju menurutnya adalah jika manusia, generasi muda dan bangsanya unggul.
- Revitalisasi Pecinan, Pemkot Semarang akan Benahi Kawasan Kelenteng Tay Kak Sie dan Gapura Masuk
- Pisowanan Ahli Waris Sunan Kalijaga Kepada Bupati Demak, Membahas Grebeg Besar Demak Juni Mendatang
- Kerajinan Bongpay Pecinan Semarang Sudah Berdiri Sejak 130 Tahun Lalu